Quantcast
Channel: NICHEALEIA
Viewing all 133 articles
Browse latest View live

Menyesuaikan Model Jilbab dengan Jenis Acara dan Kegiatan

$
0
0
Menyesuaikan model jilbab dengan jenis acara dan kegiatan
Seorang perempuan yang memiliki banyak kesibukan baik dalam hal pekerjaan ataupun hal lainnya, pastilah selalu mengutamakan penampilan untuk menunjang kesibukan tersebut, tak terkecuali bagi perempuan berhijab. Setiap hari pasti ada model busana dan hijab yang ditampilkannya, sehingga membuat para perempuan muslim tersebut tampak lebih beda dan baru dalam aktifitas hariannya. Model jilbab segi empat merupakan kebanyakan model hijab yang sering dipakai terutama untuk kegiatan harian, karena model tersebut sangat mudah untuk dikenakan dan tidak membutuhkan waktu banyak. Apalagi dengan hadirnya butik hijab yang selalu menampilkan kreasi model hijab terbaru termasuk model segi empat yang penggunaannya lebih bebas seperti untuk acara formal, semi formal dan santai.
Sebagai seorang perempuan berhijab, sebaiknya kita memakai model jilbab yang disesuaikan dengan jenis acara dan kegiatan yang anda lakukan demi terciptanya kenyamanan berhijab saat berada disuatu tempat. Nah, model jilbab apa saja yang kira-kira cocok untuk setiap aktivitas kita? Berikut contohnya:

Jilbab untuk ke pesta pernikahan

Saat kita berada di sebuah pesta pernikahan, penggunaan jilbab segi empat model pashmina cocok untuk digunakan.Dengan sedikit penambahan aksesoris hijab, kamu dapat mempercantik tampilan yang akan menambah rasa percaya diri.

Jilbab untuk kuliah

Untuk kegiatan lain seperti kuliah, anda bisa memakai gaya atau model jilbab segi empat yang lebih simpel seperti salah satu model yaitu, menarik kedua ujung jilbab segi empat, lalu ditarik ke bagian belakang leher kemudian sematkan bross atau jarum agar model jilbab tidak mudah lepas.
Menyesuaikan model jilbab dengan jenis acara dan kegiatan

Jilbab untuk bekerja

Bagaimana untuk jilbab ke kantor? Saat kita sedang bekerja, sebaiknya pilihlah jilbab segi empat dengan warna polos tanpa motif, serta serasikan warna hijab dengan atasan  kerja yang anda pakai. selain itu model jilbab segi empat yang sederhana tanpa banyak aksen seperti payet dan aksesoris hijab sangat cocok untuk aktifitas pekerjaan, karena dapat membuat ruang gerak lebih leluasa.
Hijup.com merupakan online shop hijab berkualitas yang dapat menjadi inspirasi bagi anda perempuan muslimah dalam memilih gaya jilbab, termasuk jilbab segi empat untuk berbagai aktifitas dan acara yang akan anda lakukan. Melalui Hijup selain model kerudung segi empat yang sangat beragam akan anda peroleh, model jilbab lainnya pun akan anda dapatkan dengan kualitas sangat baik. 

Saatnya Menghindari 5 Kesalahan Ini Saat Traveling

$
0
0
kesalahan saat traveling
Orang-orang yang hobi traveling pasti langsung tersenyum girang ketika diajak bepergian ke luar kota atau luar negeri. Traveling memang menyenangkan, ya. Apalagi jika pergi traveling-nya bersama keluarga atau sahabat. Tetapi jangan sampai keceriaan traveling jadi hilang karena kelalaian kita.
Setidaknya kita harus menghindari 5 kesalahan ini agar aktivitas traveling berlangsung lancar dan menyenangkan :
Tidak Membawa 2 Jenis Uang
Yang dimaksud dengan 2 jenis uang adalah uang tunai dan uang virtual berupa kartu kredit atau kartu debit. Uang tunai akan membuat kita mudah bertransaksi dan mudah menukarkannya di money changer. Namun sebaiknya kita tidak membawa uang tunai dalam jumlah terlalu banyak dengan alasan keamanan. Sementara itu, kartu kredit atau kartu debit akan memudahkan proses transaksi besar serta transaksi ketika traveling di luar negeri.
Saya pernah merasa tertolong sekali dengan kartu kredit atau kartu debit ketika berada di luar negeri, saat saya kehabisan uang tunai. Jadi pastikan kita membawa uang tunai juga uang virtual untuk berjaga-jaga.
Lupa Membawa Kacamata
Nah, kesalahan yang satu ini kesannya sepele, ya. Tetapi ternyata bisa membuatmu jadi kewalahan selama traveling. Bagi kita yang butuh bantuan kacamata untuk melihat, jangan sampai lalai meninggalkannya di rumah atau di tempat traveling. Karena sudah pasti kita akan kesulitan untuk membaca sesuatu secara jelas selama sedang pelesiran. Ngga lucu kan kalau ternyata tempat yang kita cari-cari sebetulnya ada di hadapan kita?
Mengenakan Baju Bagus yang Tidak Nyaman
Percuma saja kita mengenakan baju bagus kalau membuat kita merasa tidak leluasa selama traveling. Untuk para pria, baju yang nyaman tentu bisa berupa celana jeans dan atasan kaos atau kemeja casual. Sementara untuk wanita muslimah, pilihannya jadi terasa lebih rumit. 
Tetapi kini tidak perlu resah sebab koleksi baju gamis modernyang disiapkan MatahariMall bisa membuat wanita muslimah tampil menarik dan nyaman. Bahan baju gamis yang berkualitas tentu terasa nyaman, tidak membuat kita kepanasan, dan mendukung penampilan stylish selama traveling
kesalahan saat traveling

Lupa Mempertimbangkan Kemacetan
Jangan membuat rencana keberangkatan dari satu tempat ke tempat lain tanpa mempertimbangkan kemacetan. Sebab kondisi macet bisa membuat jadwal jadi meleset dan mengganggu rencana aktivitas lainnya. Alangkah baiknya jika kita mencari informasi terlebih dahulu mengenai kondisi jalanan yang akan kita lalui. Daripada kita terjebak dalam ketidakpastian (baca: macet), lebih baik luangkan waktu untuk mencari info, ya.
Tidak Punya Cadangan Dokumen Penting
Dokumen-dokumen penting seperti KTP, passport, dan visa harus difotokopi beberapa lembar dan disimpan dengan baik ketika traveling. Supaya bila dokumen-dokumen tersebut hilang, kita masih punya salinan dokumen sebagai bukti kepemilikanyang sah.Ada beberapa kejadian wisatawan yang kehilangan passport atau dokumen penting lainnya, dan pengurusannya menjadi sedikit sulit saat kita tidak punya salinan dokumen. Ingat! Penting ya, menyimpan salinan dokumen penting tersebut saat kita bepergian.
Jadi, tidak ragu lagi dong untuk traveling secara aman dan nyaman setelah membaca ulasannya kali ini. Selamat mencari pengalaman baru dengan memuaskan hobi traveling di sela-sela rutinitas!

Menambah Koleksi Busana Hijabers Seperti Kemeja, Hijup.com Merupakan Online Shop Yang Tepat Dikunjungi

$
0
0
menambah koleksi hijaber
Dalam dunia fashion, kemeja termasuk salah satu kategori busana yang banyak salah satu kategori busana yang banyak diminati, terutama bagi mereka yang selalu ingin terlihat rapih dan juga terkesan formal. Termasuk salah satunya adalah kemeja untuk perempuan. 
Biasanya model kemeja perempuan disesuaikan dengan kenyamanan, kebutuhan atau keharusan, dan tentunya untuk menunjang penampilan. Berlaku pula untuk para perempuan yang berhijab, tentunya ingin selalu tampil penuh percaya diri dalam balutan kemeja yang Islami. 
Bagi para hijabers yang ada di Indonesia, kini sudah bisa tampil lebih modis, trendi dan tetap sopan dengan kemeja yang bisa dipadupadankan dengan bawahan dan hijab style jenis apapun, karena saat ini sudah banyak desainer muda berbakat yang menghadirkan kemeja untuk perempuan berhijab. Keren kan designer muda Indonesia ini?
Model kemeja perempuan buat para hijabers hasil karya dari para perancang busana muslim Indonesia, bisa menjadi salah satu jalan bagi para hijabers yang ingin terlihat stylish dengan perpaduan kemeja dan hijab. Mungkin kamu sudah tahu bagaimana model kemeja untuk perempuan terutama untuk hijabers yang kini hadir dengan model dan motif yang lebih bervariasi. Kemeja dengan model yang sederhana, namun ada yang terkesan stylish, elegan, glamour, dan juga motif seperti perpaduan warna yang cantik dan menarik.
menambah koleksi hijaber

Bagi Anda yang belum tahu model kemeja yang bisa Anda padupadankan dengan hijab style dan bawahan yang sesuai dengan selera, kini Anda bisa mengunjungi tempat belanja online yang menyediakan semua kebutuhan perempuan yang berhubungan dengan busana muslim. Islamic fashion e-commerce pertama di dunia yaitu hijup.com, menyediakan produk berkualitas yang berhubungan dengan kebutuhan perempuan muslim. Dimana produk yang tersedia di hijup.com merupakan hasil karya dari banyak perancang busana muda berbakat Indonesia, dan itu juga dengan melalui kurasi yang ketat.
Jadi bagi para hijabers yang membutuhkan busana muslim atau lainnya termasuk kemeja lengan panjang untuk mempercantik penampilan berhijab, tentunya hijup.com bisa menjadi pilihan yang tepat untuk kamu kunjungi. Seperti yang sudah kamu tahu, produk branded dan berkualitas yang berhubungan dengan hijabers, bisa Anda dapatkan dengan memanfaatkan media internet yaitu dengan mengunjungi situs online shop hijup.com melalui mesin pencarian google.

Dapatkan Modern Hijab Style Bersama Hijup.com

$
0
0
modern hijab style yang elegan
Setiap masanya selalu saja hadir gaya atau trend tertentu dalam berpakaian, hal ini berlaku untuk semua kalangan, termasuk bagi wanita berhijab sekalipun. Hal ini disinyalir dengan hadirnya sentuhan kreatif para perancang busana, yang mampu memberikan karya terbaiknya bagi masyarakat. Nah, menyinggung sedikit mengenai busana untuk wanita muslim, tentu kamu telah mengetahuinya sendiri bahwasannya kini marak hijab dengan model yang jauh lebih modern, baik itu di toko online maupun toko offline. Adapun toko online yang di dalamnya menyajikan hijab karya desainer lokal, dengan gaya internasional yakni hijup.com. Sehingga oleh karenanya dapat dipastikan, penampilan muslimah masa kini semakin fashionable, namun tetap memperhatikan aturan-aturan yang telah banyak dibahas dalam firman Allah serta hadits Rasulullah, walaupun tidak secara terperinci. Untuk itu, segera kunjungi hijup.com sekarang juga untuk memperoleh penampilan yang menarik, dengan modern hijabstyle.
Hijup.com dengan lengkap telah menyediakan pilihan kategori menarik, mulai dari atasan, bawahan, outer hingga aksesoris. Yang secara keseluruhan mampu menunjang wanita muslim untuk bergaya dengan busana berkualitas, yang juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam beragam kesempatan. Baik formal, semi formal serta kesempatan lainnya. Nah, untuk dapat bergaya tampil dengan menggunakan modern hijab style dengan tepat, ada baiknya kamu perhatikan beberapa hal berikut ini:
1.             Casual
Sesuai dengan namanya, gaya busana casual lebih mengedepankan kenyamanan dan kepraktisan. Gaya busana ini cocok dipakai untuk acara santai atau saat rekreasi. Terus, bagaimana untuk mendapatkan kesan casual dalam berbusana?
tips memilih gaya busana casual

Ternyata, untuk mendapatkan kesan casual pada penampilan, bahan busana yang kita pilih dapat mempengaruhi hal ini. Pilihlah hijab dari bahan kaos, maupun cotton dengan pilihan warna-warna yang sesuai dengan warna kulit kita. Misalnya, untuk warna kulit sawo matang, hijab berwarna gelap akan nampak lebih cocok untuk menemani kegiatan sehari-hari anda.
Pilihlah juga bahan yang menyerap keringat dengan model yang agak longgar, sehingga busana yang kita kenakan tidak menyulitkan pergerakan kita.
2.             Elegan
Sama halnya dengan casual, elegan pun perlu memperhatikan penggunaan bahan serta warna hijab yang hendak dikenakan. Sebaiknya kamu pilih hijab berbahan chiffon, maupun satin dengan warna-warna lembut. Sehingga membuat penampilan anda terasa lebih segar, dan tentunya elegan.
Untuk mendapatkan gaya busana elegan, kita tidak perlu harus selalu memilih busana yang glamour dan mahal. Model yang sederhana atau minimalis pun dengan sedikit sentuhan aksesoris dapat memberikan kesan elegan, tentunya dengan memperhatikan pemilihan bahan seperti disebutkan di atas.
Tips memilih gaya busana hijab elegan Itulah beberapa gaya berbusana yang dapat kami paparkan. Satu hal yang tak kalah penting, yakni gunakanlah jilbab dengan model trendy, namun tetap syar’i yakni menutup bagian dada dengan baik dan tidak memperlihatkan lekukan tubuh.
Ok, sampai jumpa di tips berikutnya. 

Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang, Bandung (Part-1)

$
0
0
farm house lembang bandung wisata keluarga
Ingat Frodo Baggins? Itu loh, hobbit yang bertugas menghancurkan cincin warisan dari Bilbo Baggins supaya tidak dikuasai Saurin. Buku dan filmnya sangat terkenal pada zamannya dan mungkin hingga sekarang pun banyak yang belum bisa move on dari sosok-sosok film Trilogi The Lord of The Ring: hobbit, Legolas, Gandalf, dan lainnya. Saya sendiri waktu itu termehek-mehek dengan Legolas.
Suksesnya buku dan film Trilogi The Lord of The Ring ini, ternyata dilihat sebagai suatu peluang untuk membuat satu tempat wisata dengan hobbit sebagai daya tariknya. Yup, kalian betul sekali! Farm House, nama tempat wisata itu.
Kebetulan kemarin ada undangan menginap di Trizara Resort bareng para Travel Blogger, jadilah saya memanfaatkan ini untuk sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Hehe. Dan kebetulan anak-anak juga penasaran ingin berkunjung ke rumah the hobbit. Mereka sangat antusias ketika saya bilang akan mengunjungi Farm House.
"Asyiiik!" Seru mereka sambil berjingkrak-jingkrak saking senangnya. "Farm House itu tempat yang bisa pakai baju kayak orang barat itu kan Bu? Aku lihat di TV. Nanti aku mau sewa bajunya juga ya Bu."
Lho? Kok sewa baju, bukannya rumah hobbit yang dicari yak? Aiiih, ternyata anak-anak lebih update daripada emaknya.
Memasuki kawasan Lembang yang terletak di kawasan Kabupaten Bandung Barat, jam 07.00 pagi, sungguh membuat hati girang. Kawasan yang terkenal dengan kemacetannya itu, di pagi hari tampak lengang, tidak banyak kendaraan berhilir mudik di Jalan Raya Lembang.
"Edun, itu antrian apaan? Pintunya saja belum terbuka, mobil pada antri, memenuhi jalanan," suami menoleh dan menunjuk ke arah antrian kendaraan. "Oh, itu Farm House!" Saya melihat billboard panjang di pinggir jalan.
"Ayo, Bu, kita ke sana!" Azka dan Aisya sudah ribut minta kami berbelok ikut mengantri di belakang mobil-mobil itu.
"Iiih, bukanya aja masih lama. Jam 09.00, De. Kita ke Trizara dulu yak, biar tahu jalur masuknya," kata saya membujuk mereka yang diikuti anggukan kepala-kepala kecilnya. "Nanti lihat Trizara sebentar, terus kita muter lagi masuk ke Farm House."
Dengan mengikuti petunjuk google maps, tidaklah sulit untuk menemukan Trizara, melalui jalur Parongpong. Karena acara masih akan berlangsung di siang hari, jadi kami memutuskan untuk keluar lagi melalui Jalan Pasir Wangi Wetan. Walaupun jalannya relatif kecil, tidak sulit untuk menemukan jalan keluar menuju Jalan Raya Lembang.
Keluar dari pangkalan ojek Gombong, Jenderal Hitam berbelok ke kanan percis di depan Hotel Grand Hani. Tidak berapa jauh, kami pun tiba di Farm House. Waktu menunjukkan pukul 08.45 WIB. Daaan, antrian telah memanjang, sedangkan pintu masuk belum terbuka.
"Gila! Itu orang bertahan di situ dari jam 07.00 pagi tadi?" Ayahnya anak-anak kebingungan dan tak habis pikir. Dia terus memacu mobil melewati Farm House.
"Ayaaaah!" Anak-anak langsung protes karena ayahnya tidak mau berbelok ke Farm House. "Iya sih, penasaran kayak apa Farm House itu," kata saya, "masa jauh-jauh ke Bandung, udah di depan mata, malah dilewatin aja."
Akhirnya karena kalah suara, terpaksa deh berbalik arah menuju Farm House. Saat mendekati antrian terakhir dan mencari tempat untuk memarkir si Jenderal Hitam, juru parkir yang ada di situ memberi isyarat dengan telunjuknya untuk terus maju masuk antrian, bibirnya membentuk bulatan-bulatan yang menyatakan udah buka, udah buka.
Wow, ternyata pintu masuk dibuka lebih awal dari jam seharusnya. Asyiiik, itu berarti kita ngga perlu antri nunggu pintu dibuka.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Jalan setapak menuju ke dalam area farm house. Pagarnya berupa batang-batang pohon artistik
Memasuki gerbang kayu, saya menyadari bahwa untuk para pejalan kaki disediakan jalur di sebelah kiri, sedangkan jalur mobil ada di sebelah kanannya. Seorang pemuda mendatangi kami, di tangannya terdapat lembaran kertas.
"Berapa orang, Pak?"
"Empat," jawab suami saya.
"Semuanya Rp. 90.000, Pak. Yang Rp. 10.000 untuk parkir. Karcis bisa ditukar dengan susu atau sosis," jelasnya.
Tanpa sadar pandangan beralih pada bangunan yang menyerupai bentuk botol susu berwarna putih. Terlihat antrian orang dan setiap orang yang keluar dari antrian membawa satu buah gelas plastik berwarna kehijauan. Di sebelah bangunan botol susu itu terdapat bangunan lain yang juga ada loketnya. Hmmm, di situ sepertinya tempat menukarkan karcis yang kami pegang.
"Nanti aja yak nuker karcisnya. Sekarang masuk dulu aja," ajak saya pada anak-anak, sambil menggiring mereka memasuki sebuah lorong yang kanan kirinya berupa tanaman.
Gembok Cinta "Pengikat" Hati
Tidak jauh dari situ ada sebuah pintu kayu, dan saya pun penasaran membukanya. Wow!!! Ada banyak berderet gembok-gembok tergantung di pagar-pagar besi yang memanjang ke atas membentuk liukan dengan tangga-tangga yang berakhir di ujung atas.
Terbaca "Dijual Gembok Cinta di Sini" pada dinding toko souvenir kecil di dalamnya.  Oalah...gembok cinta toh! Saya tiba-tiba teringat drama-drama Korea atau spot di Korea yang menawarkan wisata gembok cinta. Dan sepertinya ini terinspirasi dari drama Korea.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Banyak banget yak gemboknya. Lucu lagi, warna-warni.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Berpose dengan gembok - gembok cinta. Hmmm, itu pagar kawatnya kuat juga nampung sekian banyak gembok.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Di sebelahnya ada toko souvenir yang menjual gembok cinta. Jadi ngga mesti bawa sendiri dari kampung halaman gemboknya, hihihi.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Hayooo, ada ngga nama kamu di antara kumpulan gembok ini? Bukan hanya pasangan ternyata, ada juga gembok persahabatan.
Dan kami pun menaiki anak tangga sempit itu, diwarnai dengan acara ngambeknya Aisya gara-gara saya tidak mendengar apa yang dia tanyakan tentang gembok-gembok cinta itu.
"Ibu!!! Di sini banyak kunci!" Teriak Azka, terlihat kepalanya menunduk melihat ke dalam sebuah kolam yang seukuran dengan sumur. Kolam tersebut ada di ujung dari deretan tangga gembok cinta ini. Oalah maaak! Ceritanya habis digembok kuncinya dilempar ke kolam ini toh. Mirip-mirip kisah film When in Rome, dimana pemeran utama wanita tanpa sengaja mengambil koin dari pancuran cinta (fountain love). Eh, nyambung ngga yak? Hmmm, intinya mah yang lempar-lempar sesuatu ke kolam, dan dipercaya berhubungan dengan cinta.
Saat melihat ini juga, entah kenapa, saya teringat drama Meteor Garden, dimana sancai melempai koin dan percaya bahwa suatu hari kelak akan kembali ke sini bersama orang yang dicintainya. Hanya saja di kedua cerita ini yang dilempar adalah koin, bukan kunci.
Love Padlock, itu istilah kerennya. Selama ini saya hanya tahunya ada di luar negeri seperti di Perancis, Korea, Taiwan, dan masih banyak tempat di luaran sana yang mempunyai tradisi generasi tahun 2.000 an ini. Tempatnya memang kelihatan romantis yak. Coba saja bayangkan, di tepian sungai Seine di Paris; atau di Jembatan Hohenzoller, Jerman. Bahkan Rusia pun punya tempat untuk mengikatkan si gembok cinta ini, yaitu di Jembatan Luzhkov di Moskow. Kuncinya dibuang ke mana? Ya ke aliran sungai di bawah jembatan.  
farm house lembang bandung wisata keluarga
Yang mirip sumur paling ujung atas itu adalah kolam tempat membuang kunci gembok. Nah, kalau putus atau berantem gimana yak? Perlu di cari lagi ngga itu kunci?
farm house lembang bandung wisata keluarga
Ini yang lagi ngambek ceritanya, jadi agak manyun. Batu-batuan itu adalah dinding kolam tempat membuang kunci gembok.
Tak kalah dengan benua Eropa, Asia pun mempunyai mitos tentang gembok cinta. Sebut saja Namsan Tower di Seoul, Korea. Jepang pun punya, yaitu salah satunya di menara mercusuar yang terletak di Pulau Honshu. Kalau tidak salah, di Taiwan pun, gembok cinta terpajang manis di sekitar Jembatan Kota Fengyuan.
Di Indonesia? Banyak! Sebut saja di Balai Kota Bandung, Kota Malang, Batu, Probolinggo, Jogja, bahkan di Sorong pun telah mengenal tradisi menggantungkan gembok sebagai lambang hati yang tidak terpisahkan. Walaupun sebenarnya di kota-kota besar seperti di Paris, Itali, Taiwan, pemasangan gembok cinta sudah mulai dilarang, karena konon katanya merusak pagar jembatan karena saking banyaknya gembok-gembok besi tergantung.
Saat melihat kunci-kunci berserakan di dasar kolam, satu hal yang saya pikirkan. Kalau seandainya hubungan putus di tengah jalan, apa harus yak ngubek dasar kolam buat mencari kunci gembok? Beuh...saya sih ngga sanggup, jadi cukup menggantungkan gembok di kunci pagar rumah saja lah tiap kali mau keluar rumah. Wkwkwk. Lagian apa iya yak hati bisa dikunci dengan gembok?
farm house lembang bandung wisata keluarga
Berjalan di jalan setapak, kanan kiri penuh dengan love padlock. 
Buat saya, gembok-gembok cinta ini lebih bagus untuk dijadikan tempat berfoto-foto narsis. Daripada rempong harus susah payah cari kunci di dalam kolam.
Di area ini sebetulnya banyak banget yang instagrammable. Cuma sayangnya, Farm House penuh sekali, jadi untuk bisa berfoto-foto, kita harus antri bergiliran. Nah, antrinya sih ngga masalah, yang bikin sebel dan mangkel, udah cape-cape antri, ada aja yang main serobot. Belum lagi yang ikutan masuk frame. Hadeuuuh! Ngga tau deh kapan waktu yang pas untuk datang ke Farm House Lembang ini. Mungkin enaknya jangan pas hari libur yak.
By the way, rumah The Hobbit-nya di mana yak? Dari tadi kok saya ngga menemukan tanda-tandanya. “Bu, mana? Katanya ada rumah hobbit,” tagih Aisya. Saya hanya menggaruk-garuk kepala tak gatal. Entahlah ada di mana rumah si hobbit, Frodo Baggins ini.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Lukisan 3D ala-ala perumahan Eropa. Mirip lagi di Eropa ngga?
farm house lembang bandung wisata keluarga
"Ayah, cape jalan yak? Aku sih seneng lho di sini."
farm house lembang bandung wisata keluarga
"Toko selainya lucu banget kan?"
farm house lembang bandung wisata keluarga
"Mbak, ini apa? Selai? Berapaan?" Beuh, lagaknya lagi bertanya dan menawar.
farm house lembang bandung wisata keluarga
Selai buah asli yang di jual di Farm House Lembang. Lucu yak kemasannya.
farm house lembang bandung wisata keluarga
"Kita rayu Ibu, yuk, supaya mau beliin kita boneka." Persekongkolan merugikan saya.
farm house lembang bandung wisata keluarga
"Ada yang mau beli sayuran? Masih segar loh . . . "

Apakah akhirnya saya berhasil menemukan rumah hobbit di Farm House Lembang? Hmmm, baca yuk kisah selanjutnya di  Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang,Bandung (Part-2)

Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang, Bandung (Part-2)

$
0
0
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Nah, masih ingat cerita sebelumnya, tentang kami sekeluarga mencari rumah hobbit dan gembok cinta di Farm House Lembang? Ini, kisah bagian kedua mengenai perjalanan kami. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca di sini yak: Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang,Bandung (Part-1)
Setelah puas menikmati gembok warna-warni yang bergerumul di pagar-pagar kawat dan area sekitarnya, kami pun melanjutkan menjelajahi Farmhouse Lembang. Terlihat beberapa bangunan yang bergaya western atau Eropa tempo dulu. Berjalan di sini serasa berjalan di Eropa. Tapi pengunjung yang kebanyakan berwajah Asia, mengembalikan saya ke alam sadar, bahwa sekarang sedang di Farmhouse Lembang.
Bangunannya imut dan lucu. Banyak spot menarik untuk dijadikan tempat selfie. Tapi saking banyaknya pengunjung hari itu, membuat saya pun ill feel, karena untuk sekedar berfoto, kita harus mengantre. Belum ditambah sebel gara-gara diserobot antrean. Hmmm, itu menandakan bahwa saya masih di Indonesia.
Berjalan Bak Noni Belanda di Farm House Lembang
Di samping toko jus buah, terdapat tangga yang tinggi. Di ujung bawah tangga terdapat patung Noni Belanda dengan pakaian khasnya, mirip cewek yang di kaleng Danish Butter Cookies. Rupanya itu patung bukan tanpa maksud ditaruh di situ, tetapi menunjukkan toko di atas adalah tempat penyewaan baju Noni Belanda atau baju bergaya Eropa sih sebenernya.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Ini sepertinya toko buah-buahan. Di depannya dipajang bunga dan buah-buah artificial. Lucu untuk tempat selfie, sayang selalu antriannya panjang
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Tangga di samping menuju ke tempat penyewaan kostum Eropa. 
Sayang di atas sudah antre. Harganya Rp 75.000/2 jam (naik kali yak).
Macam-macam komentar yang berseliweran yang tertangkap telinga, saat segerombolan perempuan-perempuan menuruni tangga dengan baju khas Eropa tempo dulu, dengan bagian rok yang lebar mirip payung karena disangga dengan kawat lingkaran. Dengan topi lengkap dan payung berenda di tangan, lengkap sudah, penampilan mereka mirip gadis-gadis yang pernah saya lihat di drama Amerika Latin “Little Missy”.
“Lu berani ngga pakai baju kayak gitu keliling Farm House?” Terdengar suara pria yang berkomentar di belakang saya. “Berani lah. Kalau Elo?” Kawan-kawannya balik bertanya. “Hayuk lah pakai baju model gitu,” sahut si pria mengajak teman-teman perempuannya, “Elo aja tapi, gue kagak.” Dia pun tertawa terbahak-bahak.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Berpakaian ala Eropa. Kostum ini bisa dipakai selama mengelilingi Farm House 
selama 2 jam. Cocok sih, dengan dekorasi Eropa di sekitarnya.
Azka dan Aisya langsung mupeng melihat anak-anak kecil yang berpakaian ala noni Belanda tersebut. “Buuu, pengeeen,” rayunya dengan suara memelas. Hmmm, bukannya menghambat kreativitas atau keinginan mereka, tapi selain antre, waktu sudah menunjukkan pukul 10.00, yang berarti paling lama tinggal 1 jam lagi kita berada di sana. Sedangkan harga sewa baju itu adalah Rp. 75.000/2 jam. Langsung deh otak ekonomi (baca: pelit), mulai mengkalkulasi untung ruginya. “Nanti aja yak, lain kali kita ke sini lagi. Rugi tau, cuma sebentar pakai bajunya,” rayu saya pada mereka. Dan untungnya mereka langsung satu ide dengan saya. Hahaha.
“Ayo cepetan! Kita ke rumah Hobbit dulu! Antre tau!” Tiba-tiba terdengar suara perempuan gemerusuh di belakang saya, yang langsung mengirimkan alarm ke kepala: oh, iya, kita kan ke sini salah satunya ingin melihat rumah hobbit. Dari tadi berjalan, tapi tidak bisa menemukan rumah hobbit yang menjadi maskot dari Farm House Lembang ini. Suara tersebut menghilang dengan cepatnya, begitu pula dengan penampakan badannya. Aiih, kemana mereka pergi? Saya pun celingukan kanan kiri depan belakang.
“Nyari apa sih?” Tanya ayahnya anak-anak, alias si Bebeb.
“Nyari rumah Frodo Baggins. Bantuin sih cari,” sahut saya, “tanyain dong Ku, ke penjaga.”
“Ke mushola dulu aja yuk,” ajaknya. Dia mah memang gitu orangnya, ngga dimana pun yang diinget sholat, ngga kayak saya, xixixi. “Tuh, ada mushola,” tunjuknya, “Dhuha dulu.”
Mushola terletak di samping toko souvenir yang bergaya Eropa. Ada anak tangga menuju ke mushola dan toilet. Sebetulnya di bawahnya ada toilet juga, bentuknya dan dekorasinya lucu. Tapiii, saat saya menuju toilet yang di bawah (belum tahu kalau di atas juga ada toilet), tidak ada air sama sekali. Air tidak mengalir dari keran. Kondisi toilet berantakan, dan kotor. Sayang sekali, padahal toiletnya bagus, dan ada toilet khusus untuk anak-anak. “No water! No water!” Seorang pria berbadan tinggi besar dan berumur, keluar dari dalam toilet. Dari penampakannya sepertinya pria tersebut berkebangsaan Arab, India atau Pakistan. “Dirty!” Dia memandang ke arah saya, dengan mengangkat kedua tangan dan bahunya. “No water?” Pertanyaan retorika yang tidak mesti dijawab, karena secara kasat mata pun sudah terlihat dari genangan kekuningan di toilet yang menandakan tidak tersiram air. “Yes,” sahutnya, masih dengan muka kesal, dan dia pun berlalu dari hadapan saya.
“Ke atas aja yuk, susul Ayah,” ajak saya pada anak-anak. Kami tidak jadi buang air kecil di situ. Saat kami menaiki anak tangga, saya melihat ternyata ada toilet lain di atas. Posisinya berseberangan dengan mushola. Kondisi toilet di sini lebih baik. Air pun mengalir dengan cukup layak. Oalah, mungkin yang di bawah sedang dalam perbaikan kali yak, dan tidak banyak yang tahu bahwa toilet yang berfungsi ada di atasnya. Mungkin ada baiknya diberi petunjuk bahwa toilet sedang dalam perbaikan dan silahkan gunakan toilet di atas.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Ini menuju toilet bawah, di atas ada toilet lagi yang beseberangan dengan mushola.
Musholanya cukup representative, bergaya ala-ala kerajaan China dan India gitu. Banyak piring-piring porcelain yang menghiasi gerbang mushola.
Setelah selesai sholat, kami pun masih penasaran untuk menemukan rumah hobbit Frodo Baggins. Berkeliling-keliling tidak juga menemukannya. Sampai akhirnya kami menyerah dan hampir di ujung jalan masuk pertama. Jalur di sebelah kiri kami adalah awal masuk tadi, sedangkan jalur di kanan kami terlihat deretan toko-toko. Di toko yang terdekat dengan kami berdiri terdapat papan yang bertuliskan tempat penukaran kupon. Ah, ternyata kupon bisa ditukar di sini juga. “Tukerin kuponnya dulu, Ka, dengan susu atau sosis,” ajak saya.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Yang mau beli oleh-oleh olahan susu juga ada nih, namanya dodol susu. Lucu yak kemasannya. Jadi pengen beli.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Nah, akhirnya 2 tiket masuk ditukar dengan susu botol ini. 1 kupon dapat 3 botol susu kecil ini. Lebih awet sih jika ingin dibawa pulang.
“Mbak, bisa ditukar dengan susu yang botolan ngga?” Saya menunjuk pada susu botolan kecil yang terletak di keranjang rotan, “anak saya juga lagi puasa soalnya.”
“Oh, boleh, Bu.” Dia pun memberikan tiga botol kecil susu untuk setiap satu kupon yang ditukarkan. Kami menukar dua kupon dari empat kupon yang kami punya. “Dua kupon lagi ditukar sama sosis, ya Bu,” kata Azka.
“Di sebelah sana kelihatannya ada feeding the animal deh,” kata saya, melihat ke arah lurusan dari toko-toko ini. “Mau lihat ngga?”   
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Beli wortel dulu untuk memberi makan kelinci di kandang sebelah. Satu ikat wortel harganya Rp. 5.000
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Wortel-wortel yang telah diikat pada kotak jualan. 1 ikat terdiri dari 3 wortel.
“Mauuuu!” Teriak si krucil serempak. “Iiih, ada kelinci, Bu. Aku mau kasih makan kelinci!” Teriak Aisya, meloncat-loncat antusias. Ngga sabar berlari ke arah area mini zoo.
Sebenernya bukan zoo sih, hanya ada kura-kura, kelinci, landak, dan kambing. “Ibuuu, beli wortelnya di sana!” Aisya menunjuk ke arah warung yang berjualan makanan untuk binatang-binatang tersebut. Terlihat ikatan wortel bergelantungan di warung itu.
“Berapa Mbak, 1 ikatnya?” Tanya saya.
“Rp. 5.000/ikat,” jawabnya.
“Beli 2 ikat, Mbak,” saya mengangsurkan uang Rp. 10.000 ke Mbak penjual wortel.
Azka & Aisya masing-masing membawa 1 ikat wortel, dan langsung lari menuju kandang kelinci. Berhubung sudah banyak yang memberi makan, sepertinya kelinci-kelinci tersebut sudah kekenyangan.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Hmmm, kelinci yang mana ya yang mau dikasih makan wortel?
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
"Kelinciiii, keluar dong. Aku punya wortel nih. Iiih, kok pada ngga mau keluar sih? Males banget sih ini kelinci!"
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
"Ayo dimakan wortelnya, kelinci. Enak kok."
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Rumah kelinci, mirip rumah tradisional di mana yak? Kayak di Papua kalau kata Aisya.
“Ibuuu, kelincinya ngga ada yang mau makan wortelnya!!!” Teriak Aisya frustasi. Haha, kelincinya cuma sedikit, anak-anak yang memberi wortel berjibun. Azka sendiri, dengan sedikit takut-takut, akhirnya berhasil menemukan kelinci yang mau memakan wortelnya. Aisya pun murung, karena tidak mendapatkan kelinci yang bisa diberinya makan. 
“Lama, ngasih makan kelinci mah, ganti aja kasih makan kambing,” usul ayahnya.
“Emang kambing makan wortel, Yah?” tanya Aisya.
“Ya, dicoba dulu aja,” jawab ayahnya sambil menggandeng lengan Aisya dan Azka menuju kandang kambing. Waaah, ternyata benar! Kambingnya di sini pada brutal. Wortel satu langsung dilalapnya habis. Kambing yang lain pun menyerbu. Azka ketakutan, sekaligus penasaran memberikan makan kambing. Dia melempar wortel dari kejauhan dan terus lari menghindar.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Yeee, akhirnya wortelnya diberikan pada kambing. Kambing lebih doyan wortel ketimbang kelinci. Xixixi
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
"Iiiih, Ayaaaah. Kambingnya jangan didekatin!!" Azka berlarian menghindari kambing yang mendekat.
Di area feeding animal ini memang menjadi idola anak-anak. Nuansa di sini pun mirip-mirip daerah pedesaan. Ada rumah Indian, dan rumah-rumah dengan hiasan tempo dulu. “Eh, itu kan rumah the hobbit!” Seru saya, melihat rumah yang dicari-cari sejak tadi. Rupanya rumah ini terletak di dekat kandang kura-kura.
“Foto dulu yuk!” Seru saya. Dan, inilah rumah Frodo Baggins, the hobbit. Ah, finally, saya menemukannya. Memang untuk berfoto di sini perlu perjuangan, selain antrean panjang, juga kadang terhalang oleh orang yang lalu lalang. Haha. Rupanya rumah Frodo seperti ini yak. Sayangnya, rumahnya tidak bisa dimasuki, coba yak masuk, mungkin bisa jadi daya tarik tersendiri. Tapi ya itu, berarti yang masuk harus diatur, supaya ngga terjadi penumpukan.
Jadi, tidak hanya ada di New Zealand buat lihat rumah the hobbit, cukup ke Lembang saja berarti (edisi menghibur diri, karena belum kesampean ke negeri kangguru, haha). Mirip-mirip lah, setidaknya pintunya yang bulat memang merupakan ciri khas dari rumah Frodo Baggins dan kawan - kawan. Eh, ngomong-ngomong hobbit, tau ngga sih konon kabarnya sebetulnya manusia hobbit ini asalnya dari Flores. 
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Ini dia rumah Frodo Baggins, the hobbit. Mirip lah yak..., aku suka dengan bunga kuningnya.

farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Di depan rumah Frodo Baggins, the Hobbit. Antre loh buat foto di sini.
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
"Ikutan foto juga aaah, siapa tahu bisa lihat rumah the hobbit yang di New Zealand." 
Waktu pun hampir menunjukkan jam 11.00, waktunya untuk segera pergi dari farm house Lembang, Bandung untuk menuju ke Trizara Resort untuk pembagian kunci kamar. Arrrgh, udah ngga sabar nih, pengen explore Trizara lebih lanjut. 
Sebelum keluar, kami menukarkan tiket yang tersisa dengan 2 gelas susu. Anak-anak sih sebetulnya pengen menukarnya dengan sosis bakar. Berhubung antre, juga takut mereka tergoda dengan harumnya sosis bakar, jadi ayahnya menyarankan untuk menukarnya dengan susu. 
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Ngambek, pengen nuker tiket dengan sosis bakar. Kan puasa, neng.

farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Tempat penukaran susunya lucu yak, mirip botol susu. 
farm house lembang tempat wisata terkenal di bandung
Nah, 2 tiket terakhir ditukar dengan 2 gelas susu ini. Fotonya ala-ala, sebenernya sih ngga diminum. 
Nah, bagi yang ingin mendatangi rumah hobbit, atau ingin ikutan berjalan ala noni Belanda, atau tertarik berfoto di antara love padlock, datang saja ke Farm House Lembang, Bandung.
Alamat:
Jalan Raya Lembang No. 108, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat
(Terletak di jalur utama Jalan Bandung – Lembang, cukup mudah menemukan lokasinya)
Telepon                  : (022) 8278 – 2400
Jam Operasional    : 09.00 AM – 09.00 PM
Tiket Masuk            : Rp 20.000/orang (ditukar susu segar atau sosis)
Tiket Parkir             : Rp 5.000 (motor), Rp. 10.000 (mobil) 
Sewa Kostum         : Katanya sih Rp. 50.000/2 jam, tapi pas liat di bannernya Rp 75.000/2 jam.

Wisata Religi, Mencari Masjid Kenari Sisa Kejayaan Kesultanan Banten

$
0
0
masjid kenari peninggalan sultan abul mufakir mahmud abdul kadir
Lama tinggal di daerah Banten, ternyata tidak membuat saya langsung hafal mengenai sejarah Banten dan mengetahui tempat-tempat wisata di Banten, terutama yang berkaitan dengan wisata religi daerah Banten Lama. Saya hanya tahu tempat-tempat mainstream seperti Masjid Agung Banten, Istana Surosowan, Keraton Kaibon, Tasik Kardi dan Benteng Speelwijk.
Tapi ternyata saya salah. Masih banyak tempat lain yang belum saya ketahui, salah satunya adalah mengenai keberadaan Masjid Kenari, di Desa Kenari, Kecamatan Kasemen, Banten Lama.
Awalnya, tanpa sengaja saya membaca gerbang masuk yang bertuliskan mengenai situs pemakaman Sultan Abul Mufachir Mahmud Abdul Kadir (Sultan Banten ke-4), Sultan Abul Ma’ali Ahmad dan Masjid Kenari. Saat itu kami bermaksud pulang ke arah Cilegon melalui Banten Lama, keliling melewati Tasik Kardi dan Kramatwatu, karena jalanan sedang dalam perbaikan. Karena, kami belum sholat Ashar, serta takutnya ngga kebagian waktu Ashar, akhirnya kami berhenti di sebuah masjid di pinggir Jalan Raya Banten Lama. Nah, di situlah saya melihat gapura yang terletak di samping masjid, bertuliskan informasi di atas.
“Ku (kependekan dari Yangku, panggilan sayang si Bebeb), kamu kok ngga pernah cerita sih, ada situs Masjid Kenari di sini?” Tanya saya, yang keheranan, kenapa orang Banten yang satu ini, yang notabene tinggal di daerah Kasemen, ngga pernah ngasih tahu mengenai sejarah Banten, pada istrinya yang penggemar sejarah ini.
“Hmmm, tahu sih. Dulu, Kenari adalah tempat tinggal para bangsawan kesultanan,” jawabnya dengan cuek. “Lho, kok ngga pernah cerita?” Protes saya. “Lah, emang pernah nanya?” Gubraaaak! Yah, begitulah si Bebeb, suka angot-angotan.
Saya pun penasaran, dan kebetulan di depan masjid ada Bapak tukang ojek yang sedang mangkal. “Pak, itu Masjid Kenari, masuknya jauh ngga dari gapura ini?”
Si Bapak melirik, “lumayan neng, ada sekitar 2 kilometer,” jawabnya. “Mau tah dianterin?” Hihihi, saya hanya nyengir, senyum terpaksa. "Lain kali saja Pak, sudah sore."
Hmmm, kirain deket, bisa jalan kaki, eh tahunya lumayan juga yak. Waktu juga sudah bergeser tambah sore, bisa kemagriban di jalan kalau maksa pengen ke Masjid Kenari. Akhirnya saya memutuskan bahwa tempat ini masuk dalam must list saya. Next time, jika ke Banten Lama lagi, harus mengunjungi tempat ini.
Dan, waktu pun tiba! Si Bebeb pengen bikin mpek-mpek. Langsung timbul ide culas di kepala saya. “Beli ikannya di Karangantu, yak. Biar lebih murah.” Hihihi, melancarkan modus. Karangantu adalah pelabuhan Banten Lama, dan di situ ada pelabuhan pelelangan ikan. Tanpa curiga, dia pun langung menyetujuinya. Saya pun menyeringai culas.

Jalur Hijau Tasik Kardi yang Mempesona

Sehabis sholat Subuh, hari Minggu lalu, kami pun berangkat menuju Karangantu. Seperti biasanya, kami melewati jalur favorit, yaitu melalui Tasik Kardi. Kenapa favorit? Jalur ini merupakan daerah pesawahan yang selalu menghijau sepanjang tahun. Yep, sawah di sini merupakan sawah irigasi, jadi tidak tergantung musim.
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Alam yang mempesona di sepanjang jalur Tasik Kardi

Dinginnya udara pagi, indahnya pemandangan padi hijau yang menghampar bagaikan permadani, mengiringi perjalanan kami. Dan seperti hari libur biasanya, banyak orang yang berjalan kaki menyusuri jalanan ini, menikmati indahnya pagi serta udara segar. Anak-anak berlarian. Saya pun membuka memijit tombol power window, menurunkan kaca gelap yang membatasi pandangan. Aisya pun melakukan hal yang sama pada kaca depan. Saya mengeluarkan gear, mencoba shoot ke arah anak-anak yang sedang berjalan kaki. Mereka pun berteriak kegirangan. “Woy, di foto woy!!” Mereka bergaya riang, kemudian berlari mengejar si Jenderal Hitam yang berjalan perlahan. Saya tertawa, melihat keriangan mereka. “Haai cantiik!!” Anak-anak kecil itu meneriaki Aisya yang melongokkan kepalanya di jendela depan. “Idiiih, ganjen amat sih, Bu. Iuuh, badai,” kata Aisya, sambil mencibirkan bibirnya sedikit. Hahaha, saya pun tertawa kembali. “Haaai,” balas saya sambil melambai-lambaikan tangan. Waks!!Gaya bener, kayak seleb aja. Gedubraaak!
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Anak-anak berjalan dan berlarian sepanjang jalur Tasik Kardi

Mendekati pertigaan yang menuju ke arah Keraton Surosowan, si Bebeb memacu Jenderal Hitam lurus ke arah Benteng Speelwijk. Menyusuri jalanan sepanjang benteng menuju ke Karangantu. Tujuan pertama kami adalah Pelabuhan Pelelangan Ikan Karangantu. Cerita mengenai Karangantu ini, di posting terpisah yak, karena lumayan panjang juga dan menarik, ada yang baru di sana.
Setelah membeli ikan untuk bahan mpek-mpek, kami pun menyusuri Jalan Banten Lama. Tadinya si Bebeb maunya belok lagi ke arah Benteng. Tapi saya memaksa untuk mengambil jalan lurus. Saya akhirnya berterus terang, pengen mampir ke Situs Makam Sultan Banten ke-4 dan ke-5, serta Masjid Kenari. Biasanya si Bebeb ngga mau kalau ke tempat wisata berbau-bau situs pemakaman. Takutnya syirik, selalu bilang begitu. Padahal kan saya cuma pengen tahu, napak tilas sejarahnya, bukan untuk berdoa di kuburan.
Sempat curiga juga dengan si Mas Suami, karena Jenderal Hitam terus berjalan melewati Keraton Kaibon. “Ku, sengaja yak? Kok jauh amat, perasaan kemarin ngga jauh deh dari jalanan menuju Keraton Surosowan?” Dan, dia pun keki, “berisik amat ya. Tuh, nanti dekat jembatan,” tunjuknya. “Oh, iya,” saya pun mesem malu.
Berbelok ke arah Kenari, kami dihadapkan pada jalur irigasi di sepanjang jalan. Terlihat setiap rumah mempunyai akses ke arah jalur irigasi. Ada anak tangga di setiap beberapa titik, dimana terdapat kerumunan ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian serta memandikan anaknya. “Idiiih, malu amat, Bu. Itu ada yang mandi,” seru Aisya. “Pakai baju ngga mandinya?” Tanya ayahnya iseng. “Ya, ngga pake lah, makanya malu,” jawab Aisya judes. Kakaknya sedari tadi sudah terlelap kembali tidur sepanjang jalan.
“Oh, jalur irigasinya di sini ada juga yak, bukan hanya di Sawah Luhur,” saya berguman sendiri. “Di sini juga ada Perusahan Pengolahan Air,” kata si Bebeb. “Dulu, ada cerita yak, gajinya gede banget yang kerja di situ. Ada temen, keluar dan melamar.” Terangnya lagi. “Gede seberapa emang?” Dalam hati sih ngga percaya juga perusahaan air minum gajinya emang segede apa sih. “Dulu aja pas aku baru masuk, sekitar Rp 300.000 (tahun 90-an), di situ katanya 3x lipat, lebih dari Rp 1.000.000/bulannya.” Waw, gede juga yak. Dan mata pun beralih pada bangunan di sebelah kanan yang akan kami lewati. “Ini nih, perusahaannya.” Si Bebeb menunjuk ke arah kanan, kantor Pengolahan Air. Saya manggut-manggut. Gede juga dong yak, kalau bedanya 3x lipat. Langsung berhitung dengan jari, komat-kamit.
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Pagi-pagi para petani sudah mulai turun ke sawah.

Pemandangan berganti dengan pesawahan yang menghijau, mirip dengan di area Tasik Kardi. “Loh, kok ini masuk area Kramatwatu ya,” tanya saya sambil melihat peta di Google Map. “Ngga salah?” Saya pun bingung dengan orientasi arah. “Bisa tembus ke Kramatwatu loh,” seru saya dengan kebingunan, kira-kira tembusnya di daerah mana yak?
Jalanan semakin mengecil, dan mulai bertanah. “Wah, buntu itu ke depannya,” seru si Bebeb. Di depan terlihat jalanan yang kecil tertutup ilalang. “Wah, si Mbok ni cari masalah aja, pengen lihat Masjid Kenari segala,” mulai mantera-manteranya keluar. Mau balik arah pun sulit, karena tidak ada lahan untuk parkir yang memadai. Terpaksa kami berjalan mundur. “Di mana masjidnya? Katanya cuma 2 kilometer, dari tadi kita ngga nemuin pertigaan atau mesjid deh,” elak saya.
“Udahlah balik lagi aja. Ngga berani lewat depan sana,” kata si Bebeb, saat sebuah motor yang dinaiki oleh dua orang bapak berumur, lewat di samping Jenderal Hitam yang sedang mencoba atret mundur.  Saya menurunkan kaca, “Pak, kalau ke sana ke arah mana?” Tanya saya. Si Bapak menjawab dengan ramah, “ke Kramat, Nong.”
Mobil bangkit lewat boten?” Si Bebeb nanya pakai bahasa “Urdu”, yang maksudnya: mobil bisa lewat atau enggak? Menurut saya itu bahasa yang aneh. Jauh amat, bangkit dibilang bisa, saos dibilang saja, sekul dibilang nasi. Hihihi.
Bangkit lewat,” jawab si Bapak. “Bangkit, nggih?” Masih ngga percaya, jalan sekecil itu bisa masuk mobil. Si Bapak mengangguk. “Nembusne ning pundi jalane?” Si Bebeb nanya lagi, keluarnya di mana. “Nyampe Tasik Kardi,” jawabnya, samping Tasik Kardi.
Ari Masjid Kenari, ning pundi?” Sekalian nanya.
“Masjid Kenari? Kelewat, sedurunge PAM belok,” katanya dengan logat Jawa Serang yang khas di telinga. “Sebelum PAM, belok,” terangnya. Oh, ternyata kelewat jauh. Harusnya dekat Pengolahan Air itu, kita berbelok.
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Ini instalasi pengolahan air, jalan masuk ada di sebelah gedung ini.

Nuhun, nggih,” Si Bebeb berterima kasih. Jenderal Hitam masih atret mundur, sampai menemukan tempat yang leluasa untuk berbalik arah. “Oh, kayaknya jalan yang tadi itu tembus di samping Tasik Kardi deh, Yah. Jalan kecil yang Ayah tanyain tadi itu loh,” kata saya, teringat jalan kecil di samping Tasik Kardi.

Masjid Kenari, Here We Come!

Rupanya sebelum Pengolahan Air, ada belokan ke arah kanan, sebelah jembatan. Dari belokan jalanan mulus beraspal. Kanan kiri pepohonan hijau, sangat asri. Kemudian kami memasuki perkampungan. Tidak ada tanda, kami hanya mengikuti atap masjid yang terlihat dari kejauhan. Bentuknya mirip limas bersusun tiga tingkat dengan mahkota di puncak atas yang berwarna keperakan.
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Suka dengan arsitekturnya. Gerbang berbentuk gundukan mirip gelung atau gegunung. Cakep yak?
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Atap masjid bersusun tiga dan dihiasi hiasan mirip mahkota
Si Bebeb tidak mau turun dari mobil. “Ku, biasanya sholat dhuha, sholat dulu gih di masjid,” saya menyuruhnya. Dia terlihat ragu-ragu, “nanti aja deh.” Langsung saya samber, “takut yaaak.” Dan, sepertinya dia tidak terima dibilang takut, akhirnya dia pun turun memasuki area masjid. Sebenarnya sih modus, terus terang saya agak merasa keueung, kalau kata orang Sunda. 
Entah kenapa, aura masjid-masjid lama selalu penuh kharismatik, dan agak-agak menakutkan gitu. Hahaha, mungkin itu perasaan saya saja.
Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah hiasan pingiran atapnya. Mirip dengan apa yang pernah saya lihat di Keraton Pakungwati atau Keraton Kasepuhan Cirebon. Tidaklah mengherankan, karena leluhur para Sultan Banten berasal dari daerah Cirebon. Gerbang mesjid berbentuk gelung atau mungkin mirip gegunungan yak? Gerbang menghadap ke arah Utara. 
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Hiasan pinggiran atap mirip dengan yang ditemui di Keraton Kasepuhan
Pagi itu, suasana sangat sepi di sekitar masjid. Saya pun sibuk berfoto-foto layaknya fotografer profesional (padahal lebih rendah dari amateur kayaknya, xixixi). Sempat ada warga yang melongok dari kejauhan, mungkin dia heran, ngapain tumben-tumbennya ada yang berkunjung. Oya, katanya sih para pejabat-pejabat Banten sering berziarah ke sini, terutama menjelang pemilihan. Entahlah, mungkin mau minta doa restu apa yak?  
Bagian dalam Masjid Kenari disokong oleh 4 tiang utama yang terbuat dari kayu, dengan alas berbentuk labu. Sepertinya bentuk ini ada maksudnya, karena hampir di tiap masjid di Banten Lama, model dudukan tiang berbentuk labu, di Masjid Agung Banten Lama juga begitu.
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Bagian dalam Masjid Kenari. Tampak 4 tiang penyokong dengan landasan buah labu. Mihrab pun masih ada. Dan dia pun minta ditungguin :)
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Sepertinya masjid telah mengalami perluasan. Bagian aslinya mungkin sampai batas jendela hijau.
Masjid Kenari terletak menyatu dengan pemukiman penduduk. Berhadapan dengan masjid, terdapat gapura bentar yang tersusun dari batu bata merah. Itulah letak makam Sultan Banten ke-4 beserta ibunda dan anak kesayangannya (Sultan Banten ke-5). Sekeliling gapura bentar yang merupakan pintu masuk menuju kompleks pemakaman tertutup pagar GRC perak. Dari kejauhan tampak kain-kain putih menyelimuti nisan yang terletak dalam bangunan mirip pendopo. Hmmm, mungkin itu adalah makamnya sultan.

Kisah Hidup Dua Sultan Banten

Sedikit cerita mengenai Sultan Abul Mufakir Mahmud Abdul Kadir (Sultan Banten ke-4), beserta putranya Sultan Abul Ma’ali Ahmad (Sultan Banten ke-5). Jadi Sultan Abdul Mufakhir merupakan anak dari Sultan Maulana Muhammad. Penguasa Jawa yang pertama kali mendapat gelar sultan ini ditinggal oleh ayahnya saat berusia 5 bulan. Ya, Maulana Muhammad wafat saat melakukan penyerbuan ke Palembang karena hasutan Pangeran Mas yang ingin menguasai Palembang. Mualana Muhammad ini terkenal juga dengan sebutan Pangeran Seda Ing Palembang.
Setelah ditinggalkan ayahnya, Pangeran Muda belum bisa memegang tampuk kepemimpinan, sehingga urusan pemerintahan diwakilkan kepada Mangkubumi Jayanegara. Mirip dengan drama-drama kerajaan, tampuk kekuasaan memang selalu menjadi kursi panas yang diperebutkan semua orang. Sebelum Pangeran Muda naik tahta, terjadi beberapa kudeta yang berhasil dipatahkan dengan kearifan Mangkubumi. Sayangnya, Mangkubumi pun mangkat 6 tahun kemudian, dan digantikan oleh adiknya (1602). Tetapi ini pun tidak lama dipecat, perwalian pun berpindah kepada ibunda Sultan Muda, Nyi Gede Wanagiri.
Nyi Gede Wanagiri kemudian menikah lagi, dan suaminya diangkat menjadi Mangkubumi. Sayangnya, Mangkubumi yang satu ini sering menerima suap dari pedagang-pedagang asing, dan peraturan yang dibuatnya pun lebih menguntungkan pribadi daripada rakyat. Sehingga akhirnya menimbulkan pergolakan sesama saudara, berujung dengan meletusnya Perang Saudara Pailir (1608 – 1609). Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa ayah tiri Sultan Muda ini sangat sayang pada anak tirinya, sehingga menimbulkan iri hati, entahlah mana yang benar. Perang saudara ini berhasil dihentikan dengan tampilnya tokoh yang dituakan, Arya Ranamanggala. Ranamanggala, putra Maulana Yusuf dari istri yang lain, diangkat sebagai Mangkubumi baru.
Mangkubumi Ranamanggala kemudian menindak tegas para bangsawan dan pangeran yang tidak mentaati peraturan, serta menghapuskan peraturan monopoli yang dibuat Mangkubumi sebelumnya (yang ditunjuk setelah Mangkubumi Jayanegara wafat).
Tahun 1624, pada usianya yang sekitar 28 tahun, Abul Mufakir memegang kendali tahta Banten secara penuh. Beliau mendapat gelar sultan dari Mekkah di tahun 1636, sehingga merupakan penguasa pertama yang mendapatkan gelar Sultan dari Mekkah. Pun demikian dengan anak beliau, Pangeran Pekik (Putra Mahkota). Tak lama setelah Pangeran Pekik kembali dari Mekkah, neneknya (Nyi Gede Wanagiri) wafat, dan Sultan Abul Mufakir menghendaki ibundanya dimakamkan di Desa Kenari. Diceritakan Desa Kenari ini memang merupakan tempat yang paling disukai Nyi Gede Wanagiri untuk tetirah, menyepikan diri. Dan konon kabarnya, selain mendirikan Masjid Kenari, Sultan juga membangun taman yang dihuni rusa-rusa. Namun, saat saya ke sana, saya tidak menemukan bekas taman yang dimaksud. Sebelah kanan kiri sudah penuh dengan pemukiman penduduk.
Sultan Abul Mufakir Mahmud Abdul Kadir, terkenal sebagai sultan yang bijaksana dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Dikatakan beliau suka diam-diam blusukan melihat kondisi masyarakat pada malam hari. Jika ditemui ada rakyatnya yang kelaparan atau sakit, keesokan harinya Sultan akan memerintahkan untuk memberikan bantuan. Duh, kok jadi inget zaman khalifah Umar bin Khatab yak.
Di tangan Abul Mufakir juga, hubungan diplomatik dengan pihak luar terjalin. Sultan Abul Mufakir dan Sultan Abul Ma’ali, bersama-sama membangun Banten. Konon menurut cerita, sultan sepuh lebih mengendalikan urusan eksternal (diplomatik) sedangkan urusan internal dipegang oleh sultan muda.
Di masa kepemerintahannya, terdapat pula hambatan, seperti penyerangan Cirebon ke Banten, di tahun 1650-an, selain tentu saja sengketa dengan VOC yang merasa dirugikan dengan penghapusan monopoli. Pasukan Cirebon berhasil dipukul mundur. Peristiwa perang saudara (Cirebon dan Banten punya hubungan kekerabatan dari Sunan Gunung Jati), dan kemenangan Banten ini terkenal dengan sebutan Pagarage. Untuk merayakan kemenangan ini Sultan mengadakan upacara Sasapton.
Tak lama setelah itu, pada tahun yang sama, Sultan Abul Ma’ali wafat, setelah menderita sakit yang cukup lama. Pewaris kerajaan pun turun kepada putra beliau yang bergelar Pangeran Dipati Anom, yang kelak terkenal dengan sebutan Sultan Ageng Tirtayasa, seorang sultan yang terkenal dengan strategi perang yang gemilang.
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Gerbang bentar dari batu bata merah, pintu masuk menuju komplek situs pemakaman sultan
Hmmm, jadi sebetulnya Sultan Abul Ma’ali ini belum memegang tampuk pemerintahan secara penuh yak, karena saat beliau meninggal, ayah beliau yaitu Sultan Abu Mufakir masih memegang kendali penuh sebagai penguasa Banten. Sultan Abu Mufakir sendiri wafat tak lama setelah kematian putra kesayangan beliau, tepatnya pada tahun 1651. Dengan begitu, Pangeran Dipati Anom pun naik tahta.
Nah begitulah kisah dibalik petualangan ke Masjid Kenari untuk mengenal sejarah Banten, mengenal dua orang sultan yang pernah berkontribusi besar pada kejayaan Kerajaan Banten.
Bagi yang berminat mengunjungi masjid ini, bisa datang ke daerah Kenari. Dari Jalan Raya kelihatan kok gerbang masuknya, ada ada tulisan Situs Makam Kenari, Sultan Abul Mufachir Mahmud Abdul Kadir (Sultan Banten ke IV), Sultan Abulma’ali Achmad (Sultan Banten ke V). Setelah masuk melalui gerbang tersebut, tidak berapa lama (kurang lebih 1 km), setelah jembatan sebelum PDAM ada belokan ke kanan. Tinggal ikuti jalan tersebut, nanti sampai di Masjid Kenari. Selamat mencari jejak Masjid Kenari, sisi kejayaan kesultanan Banten!
masjid kenari banten lama peninggalan sultan kenari
Situs Makan Sultan Kenari (Sultan Abul Mufakir Mahmud Abdul Kadir, Ibunda, Putra Mahkota Sultan Abul Ma'ali Ahmad, beserta kerabat), seekor kucing menjaga gerbang.
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya ya. Mata ne! 

Mudik Pasca Lebaran Anti Macet

$
0
0
Lebaran tahun ini diwarnai dengan berita mudik yang membuat merinding. Brexit alias Brebes Exit, yang merupakan perpanjangan dari Tol Cipali, kemudian Tol Cipakanci ini dilaporkan menelan beberapa korban karena kemacetan yang sangat menggila. Banyak mudikers yang kehabisan BBM dan terpaksa membeli dari pedagang eceran dengan harga berkali-kali lipat. Konon kabarnya ada juga mudikers meninggal karena kelelahan fisik, keracunan CO2, juga dehidrasi. Entahlah siapa yang salah, yang pasti pemerintah tidak bisa melempar tanggung jawab atas kejadian ini. Saya ikut berduka cita untuk para korban kemacetan ini.
Hmmm, sebetulnya saya mau menulis apa yak? Ceritanya ada tantangan nih dari Mba Ani Berta untuk posting one day one post selama 14 hari berturut-turut. Dan tema pertama adalah after Lebaran. So, saya mau cerita pengalaman arus balik setelah Lebaran saja ya.
Nah, seperti Lebaran sebelumnya, saya dan keluarga mudik ke Kuningan, kota kecil di bawah kaki Gunung Ciremai. Kota yang asri serta sejuk. Tapi saat Lebaran, kota ini menjadi penuh sesak dan sedikit panas. Haha, sepertinya kebanyakan penduduk Kota Kuningan ini perantauan.
Saya selalu kangen mudik saat Lebaran. Kupat, opor ayam, daging bistik, emping bumbu buatan si Mamih selalu membuat saya rindu pulang kampung. Tapi, melihat kemacetan yang seperti diberitakan, mau tidak mau merasuki pikiran saya. Akhirnya acara mudik tahun ini sedikit bergeser pada hari ke-2 Lebaran (padahal cuti sudah dari hari Kamis, bo!). Alhamdulillah lancar jaya. Aaaah, senangnya menghirup udara kampung halaman.
mudik lebaran anti macet
Hidangan khas Lebaran ini, salah satu yang membuat kange mudik ke kampung halaman 
Seperti biasa, setelah Lebaran selalu ada acara kumpul-kumpul reuni teman-teman SMP ataupun SMA. Tahun ini, sama seperti tahun sebelumnya, saya absen mengikuti acara kumpul-kumpul ini. Sepertinya saya kurang gaul, sehingga tidak banyak yang saya ingat masa-masa indah ini. Takut obrolan ngga nyambung. Hahaha. Introvert banget ya saya. Oya, baru terpikirkan bahwa memang penting sekali menuliskan momen-momen dalam kehidupan kita.
Selebihnya, pasca Lebaran saya habiskan keliling-keliling kota kecil ini bersama keluarga. Mumpung lagi di Kuningan nih, sekalian explore tempat wisata dan beberapa kuliner enak khas Kota Kuda ini.
Udara yang dingin dan sejuk membuat anak-anak betah dan ngga mau balik. “3 hari lagi sih, Bu, di Kuningannya,” rayu Aisya, enggan diajak untuk beres-beres balik. Saya pun menggeleng, “kan Ibu harus kerja.”
Saya memilih hari Senin untuk arus balik mudik. Rencananya sih pagi-pagi sekali akan berangkat. Tapi, ujung-ujungnya, baru jam 08.00 kita meluncur meninggalkan Kuningan. Tadinya sih mau ke Bandung, ngga langsung pulang, karena paginya mendengar kabar adik masuk RS, mau melahirkan. Masuk RS jam 06.00 pagi, eh, jam 07.00 pagi sudah ada kabar, bayinya telah lahir. Jadi deh si Mamih bilang, “santai aja kalau begitu, udah lahiran lancar ini. Nengok mah bisa pas libur aja, lebih baik sekarang pulang ke Cilegon saja, takutnya macet di jalan.”
Ya sudahlah, mengikuti nasihat orang tua, takut kualat eung kalau maksa. Hahaha.
Perjalanan menuju Cirebon (karena kita akan lewat Tol Cipali), tersendat di beberapa titik, seperti Cirendang, Jalaksana dan Beber. Emang sih, hari biasa pun daerah itu mah suka macet. Selain karena adanya pasar dan tempat wisata, pada bulan syawal ini ternyata banyak nikahan. Terkadang tempatnya dipinggir jalan besar.
“Duh, kok banyak yang nikahan yak, di bulan Syawal? Bukannya ngga boleh mengkhususkan bulan-bulan tertentu?”
“Sembarangan kalau ngomong,” sanggah suami yang sedang asyik menyetir, “ada hadistnya keutamaan menikah di bulan Syawal.”
“Oya?” Hihi, baru tahu saya, bahwa memang ada contohnya. Astagfirullah, maafkan hamba.
Terlihat petugas polisi sibuk mengatur arus balik. Terbersit rasa salut pada pengabdian bapak-bapak polisi ini, di saat keluarganya merayakan Lebaran, beliau-beliau bertugas di jalanan demi melancarkan arus lalu lintas.
Memasuki Tol Ciperna Barat, gerbang masuk menuju ke Tol Cipali, suasana masih lengang. Hanya satu dua kendaraan yang lewat. Begitu pula Gerbang Tol Palimanan, tidak begitu ramai. Perjalanan menyusuri Tol Cipali sangat lancar, dengan beberapa titik memang mengalami kepadatan. Tapi, arus lalu lintas masih bisa bergerak. Wah, Alhamdulillah, tidak terjebak kemacetan.
Di rest area 86, kami pun beristirahat sebentar melepas lelah dan membeli makanan serta minuman. Sepanjang rest area Cipali, semua fasilitas bisa dinikmati dengan gratis. Bahkan toilet pun gratis. Yang bikin salut, biarpun gratis, ada petugas yang selalu membersihkan kamar mandi di waktu-waktu tertentu. Hebatnya lagi, si Mbak pembersih ini sangat jujur. Saat saya selipkan uang, dengan sopan dia menolak, “gratis, Bu.”
mudik lebaran anti macet
Rest area Tol Cipali, padat dengan pemudik. Fasilitas toilet pun ditambah non permanen toilet
Oya, di rest area Cipali juga selain toilet permanen, disediakan pula mobile toilet. Sepertinya untuk mengantisipasi membludaknya pemudik yang memadati rest area. Nah, di area 86 Tol Cipali ini, karena tidak ada SPBU, saya melihat ada kios-kios dari tenda yang menjual BBM jenis pertamax, entah jenis lainnya. Sekedar tambahan informasi, rest area Cipali arah Jakarta ada di KM 86, KM 102, KM 130 dan KM 166. Yang ada fasilitas SPBU di KM 166 dan KM 102. 
Setelah puas rehat, kami melanjutkan perjalanan. Arus lalu lintas masih lancar terkendali. Melewati GT Cikopo tidak ada pembayaran. Rupanya telah diberlakukan sistem terintegrasi Cipali, Purbaleunyi, sehingga bayar di gerbang tol keluar. Berarti saya lewat terus GT Cikopo, baru bayar di GT Cikarang Utama. Tujuan diberlakukan sistem pembayaran terintegrasi ini untuk memperlancar arus mudik.
mudik lebaran anti macet
Sistem pembayaran terintegrasi, tidak mesti berhenti disetiap gerbang tol untuk bayar
Perjalanan selanjutnya lancar. Mungkin karena dengerin nasihat orang tua yak, jadi dikasih lancar jaya. Hehe. Hmmm, timing juga penting sih supaya ngga terjebak kemacetan. Tapi memang agak sulit memprediksi timing ini. Kadang diperkirakan macet, tahunya ngga. Diperkirakan lancar tahunya malah macet total. Hindari mudik pada puncak mudik (dikeplak yang ngga punya cuti banyak).
Sebetulnya dibalik rasa syukur saya atas kelancaran perjalanan arus balik kemarin, ada sedikit kegundahan melihat sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalan tol Cipali. Tol Jakarta relative lebih bersih, walaupun ada beberapa tebaran sampah di dekat rest area. Memang ada petugas kebersihan yang siap siaga, memunguti sampah-sampah yang dibuang para mudikers tersebut. Tapi tetap rasa miris terselip dihati. Tidak bisakah kita membawa tong sampah atau menyimpah sampah kita sementara dalam plastik di dalam mobil untuk kemudian dibuang di tempat yang semestinya? Sampai kapan kita akan terus mengotori bumi yang kita tinggal ini? Tidak adakah sedikit rasa malu membuang atau melempar sampah dari dalam mobil seenaknya? Semoga Ramadhan tidak hanya menjadi latihan menahan lapar dan haus, tapi juga bisa membentuk karakter yang Islami. Bukankah kebersihan adalah salah satu nilai Islam?
Ah, sudahlah, ini hanya kerisauan dari seorang pemudik yang bagaikan debu dipasir pantai. Tersapu ombak, bo! Silahkan dilupakan.
Sampai di rumah, kira-kira jam 14.00, berharap rumah sudah dalam keadaan beres dan bersih. Mbaknya anak-anak, janji akan kembali hari Minggu. Ealah, begitu sampai, ternyata belum ada siapa-siapa. Rumah kotor berdebu, padahal baru ditinggal kurang lebih 5 hari. Mau leyeh-leyeh juga ngga enak dengan lantai yang kasar penuh debu. Terpaksa nginem dulu, sapu dan pel lantai. Habis itu tepar.
mudik lebaran anti macet
beres-beres abis mudik bikin tepar berat

Berharap bala bantuan datang. Hmmm, untungnya Azka lagi sholehah banget, tanpa diminta ikut beresin kamar dan bawaan mudik. Thank you kid, love you. Thanks for helping me.

THR Sayang, THR Malang

$
0
0
Seminggu menjelang Lebaran biasanya merupakan hari yang ditunggu-tunggu. Tak terkecuali dengan saya, walaupun sedikit jaim (jaga image), pura-pura ngga butuh.
“Eh, udah kelihatan belum hilalnya?”
“Hilal apaan? Lebaran masih lama.”
“Iiih, kudet amat sih. Kodeeee . . .”
“Kode apaan?”
“Ampuun deh, itu hilal Teh-Ha-Er udah tampak belum?”
Hihihi, jangan diladeni, hanya obrolan orang-orang galau ketika si THR belum tampak tanda-tanda turun.
Tahu ngga bahwa sebenarnya THR itu sudah dikenal sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno, tahun 1951. Hanya saja waktu itu THR diperuntukan khusus untuk para pamong praja. Namun sekarang, THR alias Tunjangan Hari Raya dibagikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Ada yang bilang bahwa sebetulnya THR ini adalah gaji ke-13, dan setiap orang mempunyai cara yang beragam untuk memanfaatkan dana tambahan ini. Nah, bagaimana cara saya menghabiskan uang THR?
1.      THR Emaknya Azka & Aisya
Setelah dihitung-hitung ternyata pendistribusian terbesar THR yang saya terima adalah untuk keperluan THR yang mengasuh Azka & Aisya. Selain THR, tentu saja saya harus memberinya ongkos untuk pulang mudik beserta anaknya. Belum lagi baju juga kue-kue dan parsel Lebaran.
Biasanya saya juga siapkan bingkisan kecil untuk para ronda yang bertugas keliling menjaga keamanan lingkungan perumahan di RT, plus bapak pengambil sampah. Tidak banyak sih, tapi semoga bisa diterima sebagai tanda terima kasih saya.
2.      Keperluan Lebaran
Saya juga ngga suka beli kue-kue Lebaran seperti nastar, sagu keju, dan teman-temannya. Nunggu kiriman dari si Mamih saja. Hahaha. Lebih hemat, karena Mamih biasanya bikin sendiri sekaligus banyak, karena untuk dibawa balik sama anak cucunya. Irit kan? Pelit sama irit bedanya tipis yak. Gubraak!! 
Cakep kan Lidah Kucing Rainbow karya si Mamih? Enyaaak lagi . . .
Saya ngga masak special untuk hari raya, gara-gara pernah sakit hati. Coba saja bayangkan, udah capek masak opor, gulai, plus ketupat, eladalah . . . anak-anak minta dibikinkan Indomie rebus di saat Lebaran!!! Sakit hati ngga siiih, melihat hasil kerja seharian dianggurin di atas meja? Wkwkwk. Nasiiib deh yang ngga pinter masak.
Untuk keperluan Lebaran, saya hanya menyisihkan untuk keperluan baju anak-anak. Hmmm, namanya anak-anak, pasti lihat temannya punya baju Lebaran, pasti mupeng juga yak. Saya sendiri jarang menyengajakan membeli baju baru untuk Lebaran. Pro dan kontra sih. Bagaimana yak, soalnya kan baju yang dipakai untuk Lebaran itu dipakainya pun jarang-jarang, beda dengan baju sehari-hari. Tahu kan baju yang model-model kaftan, atau gamis yang glamour? Itu pasti kepakainya cuma sekali saat Lebaran, dan Lebaran berikutnya pasti masih bagus. Dengan catatan, ngga jorok nyimpennya yaa . . .
Buat saya, beli baju atau barang tergantung keperluan. Kalau memang perlu ya mau tidak mau harus beli. Terlebih lagi saya tertohok setelah membaca kisah khalifah Ali bin Abi Thalib, beberapa waktu lalu. Dikisahkan teman-teman beliau prihatin dan bertanya pada beliau mengapa di hari raya, beliau hanya menggunakan pakaian sederhana dan makanan yang sederhana.
Kostum saya saat Lebaran. This is the best dress I have.
Jawaban Khalifah Ali betul-betul membuat saya berpikir ulang dan bercermin ke dalam diri sendiri: “Ya benar, sekarang adalah hari raya. Dan setiap hari dimana ketaatanku bertambah, bagiku adalah hari raya,” seraya mengucapkan, “Hari Raya bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, akan tetapi hari raya bagi yang bertambah ketaatannya. Hari Raya bukanlah bagi orang yang memperindah dirinya dengan pakaian dan kendaraan, akan tetapi hari raya bagi orang yang dosa-dosanya mendapatkan ampunan. Hari Raya bukanlah bagi orang menyantap makanan lezat, tetap hari raya bagi orang yang diterima taubatnya.
Kayaknya saya masih dalam ketegori yang perlu dicerahkan, hiks. Ramadhan kemarin sepertinya banyak telah saya lewatkan dalam hal yang sia-sia.
3.      Mudik
Saat Lebaran saya selalu menyempatkan diri untuk mudik. Entah itu Lebaran Idul Fitri atau Idul Adha. Yang pasti dalam setahun harus ada satu kali mudik saat Lebaran.
Mudik adalah waktunya bersilaturahmi dengan keluarga. Memang sih banyak kendala, seperti kemacetan, biaya yang lebih tinggi, dan lainnya. Tapi, Lebaran adalah momen dimana setiap orang dipaksa untuk bisa berkumpul. Kalau bukan saat Lebaran, jarang banget ada event yang bisa membuat semua anggota keluarga untuk berkumpul.
Spaghetti homemade, lebih murah, lebih terjamin dan katanya lebih enak, wkwkwk
THR harus disisihkan untuk transportasi mudik, makanan, penginapan (jika kepepet), biaya tak terduga seperti sakit ataupun seperti kejadian macet kemarin yang diluar dugaan, biaya bbm pun membengkak.
Untuk menghemat biaya mudik, salah satunya adalah mempersiapkan makanan dan minuman dari rumah, sehingga ngga perlu jajan di luar yang biasanya lebih mahal. Jika ingin traveling, pergilah ke tempat-tempat asyik yang gratis, seperti taman-taman kota. Hehe.
Pilihlah tempat-tempat wisata yang keren dan gretong. Nih, cakep kan Islamic Centernya?
4.      Orang Tua
Saat Lebaran, saya juga ingin memberikan sesuatu pada orang tua. Biasanya saya sisihkan juga sebagian dari THR untuk mereka. Walaupun kadang orang tua suka menolak, karena mungkin tahu bahwa keperluan sekolah anak-anak di depan mata. Tapi saya suka meyakinkan mereka, bahwa uang sekolah anak-anak sudah disisihkan. Senang rasanya bisa memberikan sesuatu pada mereka, walaupun sedikit.
5.      Angpau
Angpau, atau bagi-bagi uang. Sebetulnya tradisi ini bukan hanya ada saat Lebaran. Di Jepang, saat tahun baru ada otoshidama, dimana anak-anak mendapatkan uang dalam amplop cantik yang disebut pochibukuro. Bangsa China pun sama, setiap tahun baru China suka ada pembagian angpau.
Dulu saat saya kecil, setiap selesai sholat Ied, selalu duduk manis untuk mendapatkan uang dari orang tua sebagai hadiah sudah tamat puasa sebulan penuh. Biasanya yang setengah hari dihitung setengah pula. Setelah itu keliling ke tetangga dan kerabat, kami pun mendapat angpau. Biasanya isi uang tergantung dari usia. Jika anak SMP tentunya akan memperoleh lebih besar dibanding anak SD. Hahaha.
Dulu masih suka bikin amplop angpau sendiri seperti di atas. Ini namanya pochikuburo.
Sekarang, saya pun melakukan hal yang hampir mirip. Hmmm, untungnya keponakan-keponakan saya yang kecil-kecil tidak banyak, jadi lebih hemat dalam hal ngasih angpau. Azka dan Aisya yang malah ketiban durian runtuh, banyak yang ngasih angpau. Xixixi. Curang yak.
6.      Tabungan
Nah, beberapa tahun ini, Lebaran berdekatan dengan tahun ajaran baru. Jadi THR harus dihemat betul-betul, kalau tidak nanti tidak bisa membayar uang sekolah. Kasihan anak-anak kan.
Itu saja sih mengelola THR ala saya. Alhamdulillah sih, sekarang ini lebih ter-manage. Tidak seperti dulu-dulu, habis Lebaran gigit jari, sedih membaca buku tabungan. Wkwkwk.
Semoga tahun-tahun mendatang saya bisa lebih bijak memanfaatkan THR. Nah, itu cerita tentang THR saya, bagaimana THR kamu? Sharing yaaa . . .
Note:mohon maaf ya yang belum saya balas komennya atau belum blog walking. Insya Allah, setelah agak longgar, saya membalas dan berkunjung balik. Mohon maaf sekali lagi, jika akhir-akhir ini sedikit kacau manajemen waktu saya.

Sepenggal Kisah Saya dan Dirinya

$
0
0

Dengan nanar saya menatap tubuh putihnya yang tergeletak tak berdaya.  Berbagai macam cara sudah saya coba untuk menghidupkan nyawanya kembali. Tapi apalah daya,  dia tak mau juga menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Usianya baru 9 bulan... (menghela nafas). Belum pula satu tahun usianya. Ibarat bayi, dirinya sedang lucu-lucunya.
Masih belum hilang diingatan,  bagaimana saya sangat menginginkannya untuk menemani keseharian saya,  bersama merajut mimpi dan warna. 
"Pengen banget,  Yah.  Izinkan saya memilikinya ya," rayu saya pada suami waktu itu.  Suami hanya menggeleng-gelengan kepala menyaksikan ketengilan istrinya untuk memiliki dirinya walaupun harus menguras isi tabungan yang telah disimpannya beberapa lama. Ya, saya memang gila kalau sudah menginginkan sesuatu.
Dan, ketika benda mungil itu sudah berada di tangan, betapa senangnya hati saya. Tak henti-hentinya saya mengelus, mengusap, menatap, bahkan mendekapnya dalam pelukan. Satu hal yang menjadi kesayangan saya adalah kamera yang tertanam di bodinya yang dengannya saya bisa bebas mengeksplore keingintahuan saya mengenai photography.
Lho kok pakai kamera ponsel bukan DSLR? Sssst . . . , pake ponsel lebih ringan, ngga ribet bawanya. Mau beli mirrorless, belum kekumpul pundi-pundinya.
Kecintaan saya terhadap dirinya, mungkin sudah bisa dibilang sebagai addicted. Ketika suatu saat dirinya tidak berdaya, mungkin overload akibat pemakaian terus menerus dengan beragam aplikasi, saya pun merasa seperti separuh nafas terbang bersamanya. Uhuk!!  Eh, tapi iya loh, tanpa ponsel mungil di tangan, rasanya bingung mau ngapain, bawaannya uring-uringan terus, apalagi acara mudik sudah di depan mata. Bagi saya, mudik salah satunya adalah untuk mengeksplore daerah wisata dan kuliner daerah.
“Ambil hikmahnya saja. Yangku harus fokus perbanyak ibadah selama bulan Ramadhan,” begitu nasihat suami saat saya mengadu mengenai rusaknya ponsel mungil kesayangan. Saya merengut kesal, sepertinya suami malah menikmati kesusahan saya tanpa ponsel. Saya membanting kaki, berbalik meninggalkannya menuju kamar. Numpang minta foto pakai kamera saudara? Iiih, ngga banget, deh! Bisa keburu kehilangan momen dong.
Eh, iya juga yak, mungkin ini waktunya untuk self reflection, pikir saya. Entah sejak kapan mulanya saya menjadi kecanduan dengan ponsel. Yang saya ingat, awal pertama memiliki benda yang satu ini adalah saat pertama kali mendapat kerja di tempat kerja yang mengharuskan saya jauh dari orang tua. Saya ingat, waktu itu sekitar tahun 2001, pertama kalinya saya memiliki ponsel yang kalau ada panggilan telepon bunyinya tiririt, tiririt, tiririt, plus antena di ujung atasnya. Waktu itu belum ada kameranya.
Semakin ke sini, teknologi ponsel semakin berkembang. Muncul smartphone, touch screen, android, termasuk kamera pun dibenamkan dalam juga di dalam ponsel yang awalnya hanya berfungsi untuk berkirim pesan atau menelepon. Tidak cukup hanya dengan kamera belakang, kamera depan pun seolah sudah menjadi fitur wajib sebuah ponsel.
By the way, apa sih yang saya lihat pertama kali saat ingin memiliki si mungil yang kini tidak berdaya? Hmmm, pertama kameranya, terus baterainya tahan lama atau tidak, terus RAM-nya, eh, kok terus sih. Maksudnya kamera ponselnya, yang utama. Ngomong-ngomong spesifikasi ponsel seperti ini, jadi inget Zenfone 2 Laser ZE550KL deh. Katanya sih Zenfone 2 Laser ZE550KL ini kameranya oke punya, belum lagi ditambah baterainya yang tahan lama. Cocoklah buat profesi Travel Blogger, kayak saya. Kih, kih, kih, Jadi pengen ngejajal (kedip-kedip mata, cacingan).
Tanpa kamera, apalah arti sebuah ponsel. Eaaaa. Lah iya toh, zaman sekarang nyari ponsel pasti nyari yang MP kameranya gede. Apalagi kalau bukan untuk selfie, wefie, atau potret-potret aktivitas traveling buat pamer di Instagram. Eh?
Bukan pamer lah yak, lebih kearah tuntutan profesi. Ceila. Sebagai Travel & Food Blogger (ngaku-ngakunya), otomatis senjata andalan saya adalah kamera dong. Ntar kalau review tempat wisata atau kuliner tanpa foto dibilang hoax. Apalagi kalau fotonya nyomot punya orang lain. Hmmm, ngga apa-apa sih, asal mencantumkan kredit fotonya. Cuma bagi saya, tentu saja akan mengurangi orisinilitas dari artikel yang saya buat.
Kemana pun saya pergi, ngga pernah saya lepas dari ponsel mungil kesayangan saya. Lah kan ada kamera ngapain harus tergantung sama ponsel. Dari segi kepraktisan sih, menurut saya, lebih enak melalui ponsel. Ngga ribet bawanya, ngga menuhin tempat, plus ringan. Tinggal jepret, terus bisa langsung upload ke Instagram, Facebook atau Twitter.
Jadi bisa dibayangkan dong bagaimana kesalnya dan sebalnya saya, saat si mungil tidak bisa di start up? Rencana mudik sudah di depan mata. Itinerary tempat wisata dan kuliner juga sudah. Dan, tiba-tiba si mungil ngadat. Di bawa ke service center, katanya baru bisa selesai seminggu sampai dua minggu setelah Lebaran. Rasanya pengen ngebanting-banting kaki saking kesalnya. Arrrgh!! I need the camera! I want my phone camera back!
Saya dan dirinya memang ngga pernah bisa lepas. Mengapa saya dan kamera ponsel bak pasangan yang tak terpisahkan sih? Ini dia alasan saya:
1.   Capture Ekspresi Anak-Anak
Saya paling suka menangkap ekspresi anak-anak dengan kamera ponsel dari berbagai sudut. Mereka berdua adalah model utama saya. Itulah kenapa saya sering traveling bareng mereka. Kayaknya ngga indah tempat wisata tanpa kehadiran dan gelak tawa mereka.
Kamera, Saya & Ekspresi Anak. Paling suka mengabadikan ekspresi-ekpresi mereka.
Foto dengan pose lompat, selain berolah raga, juga bisa menghasilkan foto yang aduhai kan? Ayo difoto sambil lompat!

Mengabadikan momen bersama mereka sangatlah berharga buat saya, termasuk momen-momen kenaikan kelas atau saat mereka harus melakukan performance tarian di sekolahnya. Kalau ngga ada kamera ponsel, gigit jari deh. 
2.   Foto Tempat Wisata Agar Ngga Dibilang Hoax
Ya namanya travel blogger, minimal ada satu-dua foto lah yak mengenai tempat wisata yang dituju. Terus terang dengan adanya ponsel, traveling lebih mudah.
Kamera ponsel sekarang canggih-canggih, malah ada yang udah dilengkapi autofocus, manual mode mirip kamera DSLR, fish eye, filter effect, blur effect atau mode capture. Kadang suka ngiri dengan yang punya kamera ponsel canggih-canggih begini. Hmmm, tapi disyukuri aja ya apa yang ada. Kata para master, hasil foto mah tergantung the women behind the camera (edisi menghibur diri).
Kamera, Saya & Wisata. Kamera ponsel sangat membantu saya saat mereview tempat wisata. Nih, cantik juga kan walaupun pakai kamera ponsel?
Oya, satu hal yang bikin sebel kalau low lightatau cuaca mendung atau di malam hari. Keindahan tempat wisata ngga bisa di-capture dengan sempurna seindah aslinya. Kira-kira ASUS punya ponsel dengan kamera yang mumpuni ngga yak, yang bisa hasilnya okeh untuk low light? Kalau ada, boleh dong rekomendasinya.
3.   Menangkap Kelezatan Kuliner  & Masakan Mamih Tercinta
Nah, ini juga yang sering bikin suami agak berdecak kesal kalau mau makan di resto atau hotel. Makanan ngga boleh ada yang menyentuh sebelum saya foto. Wkwkwk. Kesel ngga sih, perut keroncongan, eh istrinya malah jeprat-jepret?
Kamera, Saya & Makanan. Makanan yang satu ini adalah masakannya si Mamih. Lezaat.
Kamera, Saya & Kuliner. Ini yang suka bikin sebel anak-anak dan suami. Bukannya dimakan, malah sibuk jeprat-jepret duluan.
Kamera, Saya & Makanan Apapun. Iiih, dapat coklat kurma dari Arab satu biji saja mesti diabadikan. Untung ada poncam (phone cell camera), xixi.

“Heran! Orang mah makanan itu dikerubuti buat dimakan, bukan buat difoto,” begitu protesnya setiap kali. Saya sih cuek saja, mau dibilang apa terserah.
Tapiii, saya mati gaya saat harus pergi bisnis trip bersama dengan para bos, dan menginap di hotel mewah yang breakfast-nya pengen banget saya foto. Duh, tengsin amat yak, kesannya: ini dari kampung mana sih kok udik banget, makanan kok di foto-foto. Terpaksa kalau perginya bersama mereka, saya menahan diri untuk tidak mengeluarkan kamera ponsel saya.
4.   Membuat Laporan Pandangan Mata & Street Photography
Saat mudik kemarin, ingat dong kasus brexit yang katanya kemacetannya ruaar biaasa itu? Masih segar yak, diingatan. Nah, saya ingin dong bikin laporan pandangan mata mengenai kondisi lalu lintas saat arus mudik dan arus balik.  Harapan saya sih supaya bisa sharing dan berbagi sesama mudikers.
Setiap tweet, saya sertakan foto-foto kondisi lalu-lintas yang saya lalui. Demikian pula jika ada hal-hal yang menarik sepanjang perjalanan atau yang lebih keren disebut dengan fotografi jalanan (ngaku-ngaku lagi nih saya).
Kamera, Saya & Jalanan. Apapun bisa jadi objek yang menarik di jalanan. Jadi perlu sekali ponsel kamera biar cepat respon, ngga pakai ribet & ga kehilangan momen.

5.   Mengirim & Mendapat Informasi Dengan Cepat
Dulu, untuk mengirim atau mendapat informasi, kita siap sedia dengan peralatan tulis kita. Tapi, sejak ada kamera ponsel ngga berlaku lagi tuh bawa buku catatan. Tinggal foto saja bahan penjelasan yang diperlukan. Ya, ngga?
Oya, terkadang saya juga sering mengirim informasi dengan meng-capture informasi atau laporan, dan diteruskan ke atasan saya. Pak, laporannya sudah saya revisi, mohon koreksinya. Begitu caption untuk fotonya. Informasi pun bisa sampai lebih cepat. Atasan pun bisa periksa di mana pun.
6.   Video Call
Penting banget nih punya ponsel yang ada kamera depannya. Bukan hanya buat selfie, tapi juga supaya bisa video call saat kangen ketemu anak-anak. Pernah saat harus meninggalkan anak-anak sekitar 40 hari, rasanya hanya mendengar suara saja ngga cukup. Nah, video call bisa mengobati kerinduan saya dengan mereka. Tuh kan, kamera ponsel juga bisa digunakan untuk keperluan lain selain foto-foto.
7.   Selfie
Sebetulnya saya paling ngga suka (baca: percaya diri) untuk selfie ataupun foto diri. Entah kenapa saya selalu merasa, fotonya jauh dari kenyataan, alias jelek. Camera is not work on me. Halah, emang udah dasar jelek kali yak, malah nyalahin kameranya. Hahaha.
Kamera, Saya & Selfie. Si Abang pegang setir, eneng foto-foto di belakang yak. Iiih, abaikan penampakan yang satu ini, jika mual.


Itulah beberapa alasan kenapa saya lengket dengan kamera ponsel. Bagaikan nyawa kedua kayaknya. Lebay ngga sih? Pisaaan
Buat saya ponsel tidak hanya sekedar untuk selfie, karena sebetulnya saya paling ngga pede kalau untuk urusan foto diri. Lihat saja, jarang deh saya ada dalam frame foto traveling. Hahaha. Maklumlah, saya mah orang introvert kayaknya. Eh, tapi ponsel kamera pernah juga loh mengangkat percaya diri saya. Gara-gara menang lomba dari hasil jepretan kamera ponsel, padahal saya sempat minder karena yang lain kameranya canggih-canggih. Emang rejeki mah ngga pernah ketukar yak. Kalau sudah rejeki, ngga bakal lari gunung dikejar, yang penting berusaha terlebih dahulu. Siapa tahu rejeki juga ada yang lempar Zenfone 2 Laser ZE550KL. Plakkk! Bangun woi!
Terus bagaimana nasib Lebaran kemarin tanpa ponsel? Bukan saya namanya kalau ngga nekad. Saking ngga bisa bertahan sendirian tanpa kamera, biar kata dipelototin suami, nekad deh call a friend. Minta dibawain ponsel buat mudik dari koperasi. Maaf ya, Ayah, Bubu perlu kamera ponselnya. Ponsel apa ajalah, yang penting ada kameranya. Wkwkwk, edisi pasrah. Iya dong, mudik tanpa kamera, bagaikan sayur tanpa garam, jiaaah. Terbayang kecantikan kampung halaman, melambai-lambai di pelupuk mata, minta diposting di Instagram, facebook, dan twitter. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam 'Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com'.

Masuk Sekolah Kejuruan Bukanlah Akhir Dunia

$
0
0
Adik-adik yang baru keluar Sekolah Menengah Pertama,  mungkin suka bingung yak,  pilih SMA atau SMK. Ngga hanya mereka pasti ya bingung,  orang tua pun pasti ikutan gegana (gelisah,  galau,  merana). Pilih yang mana yak?
Dulu, zaman saya mau masuk sekolah menengah,  namanya SMK alias Sekolah Menengah Kejuruan,  dianggap sebelah mata.  Iiih,  ga level banget deh masuk SMK.  Itu sekolah identiknya dengan murid-murid buangan yang ngga keterima di SMA favorite, elite.
Sekarang?  Kayaknya masih sama ya imagenya.  Xixixi.  Terbelakang.  Ups!!
Eitstapiii,  sebetulnya pikiran seperti ini harus dihilangkan,  termasuk kita sebagai orang tua harus menggeser paradigma lama seperti ini. 
SMK tidak kalah kok dengan SMA. Apa yang dipelajari di SMA juga dipelajari di SMK.  Hanya saja,  di SMK lebih menekankan pada praktek dibanding sekedar teori, berbanding terbalik dengan belajar di SMA. Eh,  sebetulnya selain SMA dan SMK ada satu lagi sih,  yaitu MA (Madrasah Aliyah), ditujukan bagi yang ingin memperdalam ilmu agama.

Apa yang melatarbelakangi kita harus memilih SMA atau SMK?
Nah,  adik-adik dan para orang tua tercinta,  pilihan SMA atau SMK sepenuhnya terletak ditangan adik-adik atau anak-anak kita.  Kalau seandainya ingin melanjutkan ke PT alias Perguruan Tinggi atau Universitas,  pilihlah SMA.  Tapi,  jika ingin memiliki keahlian khusus,  siap kerja,  ya pilihlah SMK. Namanya juga kejuruan,  pastinya sudah lebih difokuskan lagi untuk keahlian dibidang tertentu (dijuruskan).  Tapiii,  sekali lagi jangan salah.  Anak SMK juga mempunyai hak yang sama untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Emang SMK itu ada bidang kejuruan apa saja,  Mamih?
Banyak,  Nak.
Dengerin Mamih yaaa...
SMK itu macam-macam jurusannya.  Ada yang ke Jogja,  ada yang ke Bandung,  ke Jakarta.  Eh?  Emangnya kamu kira bus antar kota?  Ngga dink,  jadi ada beberapa bidang minat, disesuaikan dengan skill yang ingin kita pilih atau kita minati. Namanya juga skill ya, jadi ya harus spesifik. Ya ada sih yang multi skill, kayak mamih ini. Uhuk!! 
Contoh,  kalau kamu suka atau hobi ngoprek kabel listrik,  kamu bisa ambil SMK Ketenagalistrikan.  Atau,  pengen bisa jalan-jalan gratis ke luar negeri pake kapal,  cobain aja kamu ambil SMK Perkapalan atau Pelayaran. Banyak lho,  dari SMK perkapalan atau Pelayaran ini yang udah bekerja ke Jepang atau negara lainnya.
Kamu doyan traveling?  Mungkin bisa ambil SMK Keparisiwataan.  Tuh kan,  sambil menikmati hobi, bisa belajar juga. Atau mungkin kamu tertarik bekerja di jaringan hotelier?  Bisa banget ambil SMK Perhotelan. Trus, kalau kamu hobi masak dan bikin kue, ada juga jurusan tata boga. 
Banyak kok jurusan-jurusannya. Tinggal dipilih yang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Oya, saat memilih kejuruan, diperhatikan juga ya pemilihan sekolahnya.

Keuntungannya apa sih ambil sekolah kejuruan?
Sesuai Minat &  Hobi
Masuk SMK berarti kamu sudah memilih jurusan yang memang kamu minati. Dan fokus di bidang tersebut. Sesuaikan dengan minat dan hobi kamu ya saat memilih SMK. 
Mandiri,  Siap Kerja
Lulusan SMK memang diarahkan untuk siap diserap oleh dunia kerja. Oleh karena itu SMK lebih banyak praktek. Sehingga mereka menjadi lebih mandiri. 
Jadi inget zaman awal masuk kuliah dulu di jurusan kimia. Beberapa teman yang masuk ternyata lulusan sekolah analis kimia.  Saat praktikum di laboratorium,  mereka lebih percaya diri melakukan titrasi dan metode-metode analisis lainnya.  Kita yang dari SMA,  berusaha keras untuk belajar mengejar ketinggalan keterampilan dalam hal praktikum kimia.
Biasanya anak-anak SMK juga suka ada kurikulum untuk magang di perusahaan atau pabrik,  jadi minimal pernah punya pengalaman memasuki dunia kerja, dan selepas itu bisa lebih percaya diri saat melamar pekerjaan. Lulusan SMK juga sebetulnya lebih mandiri, karena dengan skill yang dimilikinya, bisa juga membuka wisausaha. 
Peluang Kerja Selepas Lulus
Perusahaan atau pabrik pada umumnya mencari pegawai yang mempunyai keahlian khusus untuk beberapa posisi.  Misal,  untuk kerja di jetty atau pelabuhan,  biasanya lebih diutamakan dari pelayaran. Di pabrik,  pasti ada juga yang namanya bagian listrik,  yang direkrut ngga mungkin kan yang ga punya kemampuan listrik? Atau jika di perusahaan manufaktur di bagian quality assurance,  quality control, rata-rata yang diambil adalah lulusan sekolah analis kimia, jika di otomotif yang diambil yang paham mengenai mesin,  ya kaaan?
Oya,  pemerintah juga mencanangkan untuk memperbanyak SMK dengan target lulusan SMK ini sudah punya keahlian dan siap untuk memasuki dunia kerja. 
Nah,  jangan minder lagi yak kalau kamu bersekolah di SMK. Dunia ngga berakhir kok, jika kamu masuk SMK. Buktikan bahwa kamu memang mampu.  Sukses tidaknya seseorang bukan berdasarkan kamu lulus SMK atau SMA, atau pun title yang kamu raih.  Bob Sadino saja lulusan SMK kok...,  jadi orang sukses banget kan?
Apalagi sekarang kita memasuki yang namanya MEA. Udah tahu belum apa itu MEA? Itu loh, Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dimana perdagangan antar negara ASEAN terbuka bebas. Oleh karena itu kita harus melakukan persiapan untuk mempunyai skill atau keahlian yang ngga kalah dengan para pekerja-pekerja luar. Diharapkan sih dengan lulusan SMK yang semakin banyak dan berkualitas, kita juga akan mempunyai posisi ya dalam MEA.

7 Tokoh Fiksi Favorit Yang Menginspirasi

$
0
0
tokoh fiksi favorit menginspirasi sepanjang masa
Duh,  ODOP hari ke-4 agak sedikit berat eung.  Tentang tokoh fiksi yang menginspirasi.  Secara akhir-akhir ini saya jarang baca buku fiksi atau film fiksi.  Hmmm,  harus berpikir keras nih,  menggali-gali siapakah tokoh fiksi yang bisa dijadikan inspirasi ala saya.
Baiklah,  setelah memeras otak dan sedikit kembali ke masa lalu,  inilah tokoh-tokoh fiksi favorit saya yang menginspirasi, setidaknya menjadi favorit saya dan mungkin sedikit banyak mempengaruhi pola pikir saya. Siapa sajakah dia? Check it out ya, 7 nama berikut: 

1. Srikandi
Cerita pewayangan merupakan cerita yang sering saya baca saat masih usia sekolah dasar. Dari mulai kisah leluhur Hastina sampai dengan perang Mahabaratha terjadi. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dari epik ini. Saat membaca cerita ini, saya sampai lupa waktu. Dulu, epik ini dituliskan dalam bentuk komik, karya A. Kosasih.
Salah satu yang saya suka adalah tokoh Srikandi. Srikandi ini merupakan titisan dari Dewi Amba (dalam Hindu ada kepercayaan mengenai reinkarnasi). Di ceritakan bahwa Dewi Amba ini dimenangkan oleh Bisma dalam satu kompetisi, tapi Bisma tidak mau menikahi Dewi Amba karena terikat dengan janji untuk melajang seumur hidupnya. Dewi Amba pun bersumpah untuk membalaskan dendam pada Bisma.
Srikandi terlahir dari pasangan Prabu Drupada dan Dewi Gandawati. Sejak kecil senang dengan hal-hal yang berbau aktivitas lelaki seperti menggunakan panah dan keprajuritan. Kalau yang diceritakan dalam komik versi Indonesia, Srikandi ini hanya luarnya saja yang sering menggunakan kostum lelaki. Sedangkan dalam versi aslinya Srikandi berganti kelamin, entahlah, namanya juga fiksi.
Dalam versi Indonesia, Srikandi dikisahkan menikah dengan Arjuna, salah satu dari Pandawa Lima yang digambarkan paling ganteng. Berkat bantuan Srikandi, Arjuna dapat mengalahkan Bisma yang tidak bisa dikalahkan. Sebetulnya Bisma sudah tahu bahwa Srikandi adalah titisan Amba, sehingga dia memang sengaja mengalah dan membiarkan dirinya dipanah Arjuna. Bisma juga sebetulnya merupakan tokoh yang saya kagumi juga karena konsistensinya memegang janji.
Sampai saat ini Srikandi sering dijadikan ikon wanita pemberani, wanita pejuang dan wanita-wanita yang berhasil menyamakan posisinya sejajar dengan para pria.
2. Hercule Poirot
Detektif yang satu ini adalah karakter fiksi karangan Agatha Christy. Pria ini berkebangsaan Belgia, yang setelah pensiun dari kepolisian, dia pun menetap di Inggris dan menjadi detektif swasta.
Saya sangat suka dengan karakter detektif yang satu ini. Dalam bayangan saya, tubuh detektif yang satu ini dibilang tidak terlalu tinggi, dengan kepala mirip telur, dan kumis khas yang bertengger di bawah hidungnya. Yang paling saya demen adalah rasa percaya dirinya yang tinggi. Dia selalu mengagungkan kepintaran otaknya, yang sering disebutnya sebagai sel abu-abu. Menurutnya memecahkan misteri atau teka-teki hanya perlu duduk dan membiarkan si sel abu-abu menganalisa. Hercule juga meremehkan detektif yang hanya mengandalkan fisik dengan mencari jejak langkah.
Saya salut juga dengan analisanya yang tajam. Yang paling saya suka adalah saat Hercule memaparkan analisanya untuk menunjuk pelaku kejahatan. Tokoh ini menginspirasi sekali buat saya. Dengan membacanya, saya berasa terjun ikut menganalisa kondisi bersama Hercule Poirot. Dan, kasus favorit saya adalah Murder on The Orient Express.
3. Lima Sekawan
Saya ingat buku pertama yang saya baca adalah serial Lima Sekawan. Waktu itu sepulang kerja, ayah saya membelikan buku berjudul Lima Sekawan. Saya rasa, itulah awal mula saya senang membaca buku, terutama buku-buku yang mengandung cerita misteri yang mesti dipecahkan.
Lima Sekawan atau yang dalam versi aslinya disebut Famous Five bercerita mengenai kisah Julian, Dick, George, Anne dan Timmy. Kelimanya adalah karakter fiksi yang diciptakan Enid Blyton. Yang saya suka dari karakter-karakter ini adalah sifatnya yang saling melengkapi. Julian yang paling tua berkarakter lebih bijaksana dan menjaga adik-adiknya serta sepupunya. Dick yang periang dan lucu. George yang sebetulnya bernama asli Georgina, seorang anak perempuan (sepupu Julian, Dick dan Anne) yang senang berdandan ala cowok, dan Anne yang feminin dan penakut. Sedangkan Timmy adalah anjingnya George yang ikut serta dalam petualangan mereka, dan anjing cerdas ini sering ikut memecahkan misteri yang mereka hadapi.
Lima Sekawan ini menginspirasi saya bahwa suatu permasalahan jika dipecahkan bersama akan lebih mudah. Juga mengajarkan saya bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, satu sama lain harus saling melengkapi.
4. Oey Yong -  Istri Kwee Cheng
Nah, kalau yang satu ini tokoh fiksi dari negeri Tirai Bambu. Dulu, saya sangat tergila-gila dengan film atau drama dari negeri China. Selain serial silat, serial dramanya pun asyik punya. Banyak sebenarnya favorit saya. Saya sering menontonnya di TV3 Malaysia untuk drama China atau Hongkong, sedangkan untuk serial silatnya saya seringnya nebeng di rumah teman yang punya penyewaan rental kaset video.
Oey Yong adalah salah satu karakter fiksi dalam serial silat The Legend of Condor Heroes. Dia adalah putri semata wayang Oey Yok Su, Si Sesat Timur yang tinggal di Pulau Bunga Persik. Kelak Oey Yong ini diangkat murid oleh Ang Cit Kong, Ketua Partai Pengemis dan menggantikannya. Itu loh partai yang terkenal dengan tongkal pemukul anjingnya. Xixixi.
Kenapa saya suka karakter ini? Oey Young digambarkan sebagai putri yang manja tapi sangat pintar. Maklumlah namanya juga putri semata wayang, wajarlah kalau manja. Saya suka dengan kepintarannya atau lebih tepat kecerdikannya kali yak. Agak-agak licik juga sih. Haha. Nah, karakter ini dipertemukan dengan Kwee Cheng yang menguasai ilmu tangguh, tapi polos. Cocok deh.
5. Mantili Si Pedang Setan
Yang satu ini karakter asli Indonesia. Suka banget dengan karakter Mantili, adik dari Brama Kumbara ini petarung wanita. Senjatanya Pedang Perak dan Pedang Setan. Si Pedang Setan akan mengeluarkan asap bau dan beracun, sedangkan pedang perak akan menyilaukan mata.
Yang menginspirasi dari tokoh ini apa yak? Cantik dan pintar bela diri, itu yang utama. Selain itu, sosok fiksi yang digambarkan punya emosi meledak-ledak ini ternyata mengagumkan, dia membuktikan bahwa cinta tidak mesti memiliki, putus cinta bukanlah the end of the word. Ceilaaa. Awalnya sosok Mantili dekat dengan Raden Samba, tapi ditengah cerita, Raden Samba malah menikah dengan Widati. Nah, akhirnya, Mantili menikah dengan Patih Gotawa yang usianya terpaut jauh di atasnya. Pada sosok Patih Gotawa ini Mantili menemukan sosok yang bisa mengayomi.
Tokoh ini menginspirasi, selain karena kesetiaannya pada kakaknya dan Madangkara, kepintaran, kehandalannya menggunakan pedang, juga sifatnya berhasil move on dari patah hati.
6. MacGyver
MacGyver adalah tokoh fiksi dalam film seri buatan Amerika Serikat. Saat saya kecil, rasanya banyak film-film Amerika dan Amerika latin yang diputar di stasiun TV Indonesia. Ada Knight Rider, Full House, Small Wonder, Moonlighting, dan lainnya. Salah satu yang menginspirasi saya adalah tokoh fiksi yang diperankan oleh Richard Dean Anderson, yaitu MacGyver.
MacGyver ini diceritakan bekerja untuk Phoenix Foundation, dan selalu memecahkan masalah tanpa menggunakan senjata api. Kalau ngga salah awalnya karena trauma. Jadi senjata andalan dia saat membongkar suatu kasus adalah sebuah pisau lipat. Kerennya itu pisau lipat complete banget.
Yang lebih mengagumkan lagi, si sosok ini jagoan dalam bidang fisika dan kimia. Hmmm, bisa jadi dari alam bawah sadar saya memang mengidolakan dia, saat memilih jurusan kimia. Hahaha.
7.  Oshin
Yang berikutnya, tokoh fiksi yang menginspirasi saya adalah sosok “Oshin”. Karakter fiksi ini muncul dalam film dengan judul yang sama.
Saya ingat, filmnya lama sekali, mulai dari Oshin kecil, remaja, dewasa sampai menjadi nenek. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari Oshin si gadis Jepang ini. Semangat hidupnya, kerja keras, dan perjuangannya untuk bangun kembali saat terjatuh. Keren deh pokoknya. Aih, jadi pengen nontoh Oshin lagi.
***
Nah, itu karakter-karakter fiksi yang menginspirasi menurut saya. By the way, dari 7 tokoh di atas, kok lebih banyak tokoh fiksi wanita yak? Sebetulnya banyak sih tokoh-tokoh fiksi favorit saya, tapi sementara ini dulu yak. Giliran kamu sharing mengenai siapa tokoh fiksi favorit dan menginspirasi. Yuk, komen di bawah, siapa tokoh fiksimu.

Sulitnya Menolak Keseruan Camping Mewah di Trizara Resorts Lembang

$
0
0
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Di pagi hari buta, saat orang-orang masih terbaring nyenyak bertutupkan selimut, kami sudah berada di dalam tubuh besi Jenderal Hitam yang membawa kami menembus kegelapan malam menuju Bandung, kota yang sering diidentikan dengan Parisnya Jawa. Perjalanan mudik? Oh, bukan! Kami akan Camping Mewah di Trizara ResortsLembang, atau yang sering disebut GLAMPING.
Glamping. Terus terang, saya baru mendengar istilah ini saat membaca email dari Trizara Resort Lembang, Bandung. Apa sih glamping? Udik bener emak yang satu ini, ya. Ternyata itu merupakan kependekan dari Glamour Camping, dengan kata lain kemping dengan fasilitas hotel berbintang. Eits, bukan bintang yang bertaburan di angkasa ya. Ini beneran campingdengan fasilitas wah, berlangitkan malam bertabur bintang, plus pemandangan yang magnificient dari ketinggian Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Penasaran ngga sih menikmati hal yang saya sebutkan di atas? Banget! Saya saja sampai bela-belain berangkat hari Minggu dini hari buta dari Cilegon, dan kembali dari Bandung maksimal jam 00.00, dini hari buta karena Senin jam 7.00 pagi saya harus berada di Anyer untuk kembali kerja. Tapi, godaan Camping Mewah di Trizara Resorts memang mengalahkan akal sehat saya. Dengan rayuan maut akhirnya saya berhasil meluluhkan hati suami untuk mengantar. Anak-anak? Hmmm, jangan ditanya lagi, mereka sih antusias kalau diajak jalan. Salut buat krucil, rela bangun malam demi emaknya. Hahaha.
Perjalanan Cilegon – Bandung sangat lancar. Ya, iyalah. Dini hari begitu, disamping belum saatnya mudik Lebaran, jadi jalanan memang betul-betul bebas hambatan. Keseruan lain yang tidak kalah asyiknya, yaitu kami menikmati sahur on the road. Dengan menu andalan sederhana saya, nasi goreng seafood dan mie goreng. Excitingsekali pokoknya. Tapi akankah glampingyang saya bela-belain, seindah ekspektasi saya? Baca terus ya, karena ada beberapa kejutan menarik.
Sekitar jam 06.00 pagi kami sudah mulai memasuki tol pasteur. Dengan bantuan Google Maps, kami pun melaju menuju Lembang. Dari Google Maps tersebut, sepertinya tidak sulit mencari lokasi Trizara Resorts. Ada beberapa jalur alternatif menuju tempat berkemah ini, yang mana ke semua jalur ini sebetulnya saling berhubungan. Jadi kami memutuskan untuk mengelilingi jalur tersebut. Jenderal Hitam terus dipacu melewati Farm House, hingga mengitari pasar Lembang, terus melalui Floating Market dan Grand Hotel Lembang.
Baca Juga: Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang, Bandung (Part – 1) (Part – 2)
Dari situ kami balik ke arah Jalan Raya Lembang kembali, dan belok kanan ke arah Parongpong (pertigaan ini tidak jauh dari Grand Hotel Lembang). Mengikuti jalan yang berkelok-kelok, kami ingat melewati Sapu Lidi, Bantal Guling, Imah Seniman, sampailah kami di petunjuk arah belok kiri, bertuliskan Trizara. Jalanan di hadapan kami berupa jalan desa yang menanjak.
“Waduh! Nanjak bener! Ini mah tanjakan cintaaa!” Seru saya kegirangan. Entah kapan terakhir kali saya merasakan keseruan seperti ini. Suasana pedesaan mulai terasa di situ. Beberapa warga setempat terlihat berjalan menuruni tanjakan jalan. Melihat tanjakan ini saya teringat tanjakan cinta Unpad Jatinangor. Jadi saking nanjaknya, biasanya lebih enak sambil ngobrol dengan orang yang ditaksir, jadilah sebutannya tanjakan cinta.
Kayaknya pedesaan banget yak, bener ngga tuh camping bintang lima?” Si suami meledek. “Ngga ada tanda-tanda tuh.” Saya manyun. “Berisik tau! Udah konsentrasi nyetir aja deh.”
Setelah tanjakan, jalan beberapa saat, kita menemukan petunjuk Trizara, untuk berbelok ke kiri. “Itu gerbangnya deh, Yah. Kayaknya kita mesti parkir di situ,” tunjuk saya ke arah lahan kosong yang dibatasi pagar bambu. Di area parkiran tersebut terdapat bangunan-bangunan dari kayu yang menunjukkan ciri tradisionalnya. Tak jauh dari situ ada menara pandang bertuliskan Trizara. Unik sekali menara pandang tersebut. Anak-anak langsung ribut ingin di foto dengan latar belakangnya. Saya agak menyangsikan campingmewah seperti apa yang akan saya jalani. Di depan hanya terlihat gerbang besar berpadu dengan pintu kayu.

Kearifan Lokal di Trizara Resorts Lembang
Seorang petugas penjaga menghampiri kami. Dengan ramah bertanya apakah ada yang bisa beliau bantu. Mungkin karena keramahan khas orang Sunda, bapak tersebut menjelaskan tanpa diminta, “Kami sedang mengembangkan area ini (maksudnya area parkiran). Nanti kedepannya, akan ada makanan khas Sunda di bangunan-bangunan bambu itu.”
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Rumput sintetis menyambut kedatangan kita di Trizara Resorts
Saya menjelaskan maksud kedatangan kami. Dengan ramahnya petugas yang berjaga mempersilahkan kami masuk untuk melihat-lihat. Daaan, begitu gerbang kayu terbukaaa!!! “Wow!!” Saya sedikit speechlessdisambut dengan hamparan rumput sintesis dengan logo dan tulisan Trizara Resorts di atasnya. Keren!! Itu kesan pertama saat kaki melangkah memasuki Trizara Resorts.
Lobi hotel, cafe dan restoran dibuat semi terbuka, sehingga para tamu hotel saat berkunjung di Trizara akan tetap merasakan menyatu dengan alam sekitarnya. Sebelum masuk ke area berkemah, terdapat suatu tangga yang cakep banget dengan dibagian tengahnya terdapat air yang mengalir mirip air terjun mini. Stairway to heaven, we call it. Entah kenapa melihat gerbang, kemudian tangga setelah lobby, saya jadi teringat satu bangunan bersejarah yang ingin sekali saya kunjungi suatu hari kelak. Taj Mahal! Yup, kesan India sedikit terasa di sini.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Cakep kan tangga dengan aliran air ini. Stairway to Heaven
Dan, rupanya perasaan saya tidak sepenuhnya salah. Saat siang hari setelah check in, saya dan beberapa teman berkesempatan mengobrol sejenak dengan Kunal. Awalnya saya tidak tahu bahwa beliau ini owner-nya Trizara Resort. Habisnya bajunya casual, bawaannya santai, dan juga ramah. “Siapa sih?” Tanya saya pada Ulu, blogger Bandung yang satu kamar dengan saya. “Pak Kunal apa siapa gitu namanya, pemilik Trizara,” jawabnya.  Kalau melihat dari namanya, pemilik Trizara ini bisa ditebak masih mempunyai darah India.
Mr. Kunal bercerita bahwa dirinya memiliki hobby traveling. Beliau sering melakukan perjalanan, termasuk memanggul ransel ke bukit yang kelak berdiri Trizara Resorts ini. Saat itu dirinya jatuh cinta dengan tempat di ketinggian Lembang ini. Dan satu hal yang tidak terlupakan adalah senyuman warga sekitar yang berpapasan dengannya. Sehingga terbersit niat dalam hatinya, suatu hari kelak akan kembali dan berkontribusi untuk masyarakat sekitar.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Lobi Trizara Resorts yang asyik
Akhirnya, berdirilah Trizara Resorts dengan mengusung konsep camping mewah yang tanpa mengesampingkan alam dan sekitarnya. Trizara Resorts dibangung tetap menyatu dan selaras dengan lingkungan. Kunal merancang resorts ini bersama-sama dengan para staff dan masyarakat sekitar. Sampai design tendanya pun didesign sendiri dan di-build up bersama warga. Jadi Trizara ini betul-betul didesign tanpa bantuan seorang arsitek, tetapi hasil urun rembug. Hiks, saya jadi merinding, ingat pelajaran sekolah dulu mengenai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, salah satunya adalah musyawarah untuk mufakat. Ternyata nilai-nilai kearifan lokal ini masih ada yak.
Terus, ada yang membuat saya heran, setiap kemana pun saya melangkah di area Trizara Resorts dan berpapasan dengan pegawainya, dari mulai yang membersihkan rumput, sampai Mbak yang masak di dapur resto selalu menyapa saya.“Selamat pagi, Bu,” begitu sapaannya diiringi dengan senyuman aduhai.Beuh, berasa jadi selebritis. Hahaha. Sumpah, feel homybanget. Entahlah, mungkin karena saya orang Sunda tapi merantau di Banten, jadi sedikit melankolis ketika disapa dengan logat Sunda.
Nah, ternyata para pegawai Trizara Resorts ini kebanyakannya berasal dari masyarakat desa yang tinggal di area tersebut. Tim Trizara memberikan pelatihan kepada mereka, sehingga mereka bisa melayani tamu resorts dengan keramahan hotel. 99% warga lokal yang dibina oleh tim terbaik yang mempunyai pengalaman di bidang perhotelan. Wah, keren yak! Bahkan Kunal yakin bahwa dalam hitungan bulan, para pegawai lokal ini akan mampu berbahasa Inggris. Amsioong! Saya saja bahasa Inggrisnya masih amburadul!kayu.

Ada Apa di Trizara Resorts Lembang?
Secara keseluruhan, luas Trizara Resorts mencapai 3 hektar dengan 47 tenda mewah. Trizara sendiri dalam bahasa Sansakerta berarti kebun atau taman di surga. Ke 47 tenda ini dibedakan juga, jika di hotel-hotel lain mengenal superior, deluxe dan sebagainya, maka di sini kita mengenal Netra Luxury (13 tenda), Zana (12 tenda), Svada dan Nasika (25 kamar). Nama ini pun berbau-bau Sansakerta. Masing-masing nama mempunyai arti tersendiri. Yuk, kita cari tahu lebih lanjut mengenai ke-4 jenis kamar yang tersedia di Trizara Resorts ini.
Jenis – Jenis Tenda di Trizara Resort
1. Tenda Netra
Netra ini menurut Mbak Tiwi, salah satu karyawan yang mendampingi kita, artinya “PENGLIHATAN”. Saya sih percaya saja lah, dibilang begitu juga, karena saya ngga ngerti bahasa Sansakerta. Dari Netra Camp, kalian bisa melihat 3 gunung yang mengelilingi Bandung, yaitu: Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Burangrang dan Gunung Putri. Keterlaluan deh kalau ngga tahu yang namanya Gunung Tangkuban Perahu. Itu lho, Sasakala Sangkuriang, yang jatuh hati pada ibunya sendiri. Eh, tapi Ulu punya cerita yang sukses bikin penasaran tentang Gunung Tangkuban Perahu ini, eung.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Netra Camp dengan pemandangan langsung menghadap 3 gunung di Bandung
Pemandangan dari Netra Camp ini cuakeep deh. Apalagi pas sunrise dan sunset. Hiks, sayang saya harus melewatkan keindahan sunrise di Trizara Resorts. Oya, saat kabut turun pun, pemandangan di sini bagus lho. Kalau di foto, ada efek smoke gitu . . .
Tenda Netra ini bisa dihuni oleh 2 orang.
2. Tenda Zana
Zana artinya “SENTUHAN”. Uhhh, sentuhan apa yak? Yang namanya di tempat dingin sedikit sentuhan sangat berarti. Eits! Khusus untuk 17 tahun ke atas yak. Tenda yang satu ini diperuntukan khusus bagi para pengantin yang ber-honeymoon atau bagi pasangan yang menginginkan honeymoon ke-2, ke-3, ke-4, bisa juga.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Zana Camp terletak lebih terpisah, untuk menjaga privasi honeymooners
Kapasitasnya sudah dapat dipastikan hanya untuk 2 orang saja per-tendanya. Kalau lebih dari dua orang bukan honeymoon dong, yang ada malah garden party.
Letak tenda honeymoon ini sedikit agak di bawah, atau di area lembah. Privasinya biar lebih terjada yak, supaya acara honeymoon-nya lebih syahdu. Prikitiiiw.
Ngomong-ngomong, bisa juga lho kalau kamu mau ngambil paket honeymoon, termasuk candle light dinner di spot yang cakep, plus dekorasi kamar ala pengantin.
3. Tenda Svada & Nasika
Svada artinya “RASA” atau “PERASAAN”, tapi ngga baper yak. Sedangkan Nasika berarti “HIDUNG” atau “PENCIUMAN. Kedua tipe tenda ini bisa dihuni untuk 4 orang dewasa. Kedua tenda ini memang dikhususkan untuk keluarga atau yang ingin bareng-bareng dengan berkemah dengan temannya.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Tempat tidur di Nasika, menyenangkan rasanya bangun tidur langsung melihat alam
Kemarin, saya mencoba yang di Nasika. Awal masuk saya bingung. Katanya buat berempat, kok ranjangnya cuma 1 King Size dan 1 Single Size. Selidik punya selidik ternyata 1 ranjang kecil itu bisa ditarik bawahnya. Woohoo! Sebenernya sih cukup juga kalau ada tambahan anak-anak.
Begitu masuk ke dalam tenda, yang pertama kali saya sadari adalah tidak ada telepon. Eh? Serius ngga ada telepon? Ah, serius, masa bohong. Terus kalau mau telepon resepsionis bagaimana? Tenang, jangan panik yak. Karena konsep Trizara ini benar-benar untuk retreat alias rehat dari rutinitas yang membuat pikiran penat, sengaja dijauhkan dari benda yang namanya telepon maupun televisi. Ya, kalau ngga mau lepas dari model beginian sih sama aja bohong yak, hanya mindahin tidur doang. Tapi, untuk keperluan mendesak, kita bisa kok memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk mengontak resepsionist. Sedangkan untuk televisi, jika kita tidak ingin kelewat menonton sepak bola favorit kita, bisa manfaatin fasilitas wi fi yang kencang tanpa buffering dari Trizara Resorts.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Masih di Nasika, setiap tenda dilengkapi boks dan kursi di depan tenda
Yang berbeda lainnya adalah lemari penyimpanan barang-barang. Di dalam tenda, ada sebuah kotak kayu besar – kata saya sih mirip kotak harta karun – yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang. Yang di bagian tengah ada kunci gemboknya. Lucu deh konsepnya, berasa alam banget. Oya, lemari baju pun dibiarkan dalam gantungan terbuka gitu. Keren deh menurut saya kalau lihat dari designnya.
Oya, di dalam kotak itu, ada colokan banyak loh. Hihi, Ulu bawa colokan tuh, disangkanya ngga tersedia colokan. Daebaklah, Trizara Resorts! Mengerti apa yang kita mau.
Kamar Mandi Yang Istimewa
Menurut kamu, apa yang paling membuat kamu males untuk pergi berkemah?
Fasilitas MCK! Yup betul sekali.
Di kebanyakan tempat berkemah, yang paling saya rasakan adalah kamar mandi dan toilet. Tempat-tempat camping yang pernah saya singgahi, rata-rata memiliki fasilitas kamar mandi umum. Itupun terkadang letaknya cukup jauh dari tenda (tergantung pemilihan tempat). Kebayangkan kalau malam-malam kebelet dapat panggilan alam? Udah gelap, jalan sendirian, dingin, nahan mules lagi.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Kamar mandi tenda yang mewah, let's adventure begin here
Nah, di Trizara Resorts, namanya juga glamping, tentunya kalian ngga bakal nemuin yang model kayak gini. Kamar mandi menyatu dengan tenda. Bentuknya memanjang, seukuran lebar tendanya. Shower terletak di sebelah kanan dengan sabun biodegradable yang telah tersedia di pojokan. Kloset duduk terletak di sebelah kiri, dan di tengah terdapat wastafel diapit kanan kiri tangga kayu yang berfungsi sebagai tempat gantungan handuk atau baju. Asli keren!
“Eh, air panas ada ngga sih, Lu?” Saya sempat bertanya sama Ulu, ragu-ragu saat mau mandi. Dingin eung soalnya. “Ngga tahu, Mbak. Belum mandi juga. Dingin,” jawab Ulu. Duh, di udara sedingin itu dan sehabis capai perjalanan dari Cilegon, saya mengidapkan mandi dengan air panas. Eh, ternyata showernya bisa air panas juga eung. Badan penat pun hilang setelah disiram air panas, dan begitu badan menyentuh kasur yang empuk, langsung saya terdampar di pulau kapuk. By the way, air panasnya maknyus bener, cukup puter dikit saja udah langsung poll panasnya.
Oya, masing-masing tenda di Trizara Resorts ini mempunyai serapan ke dalam tanah. Jadi tidak ada genangan ataupun pencemaran ke tanah. Jadi mereka membuat sistem drainase yang ramah lingkungan gitu.
Aman Ngga Glamping Di Trizara Resorts Lembang?
Inget ngga kalau dulu kemping, kita suka menaburkan garam disekeliling tenda? Tujuannya sih supaya binatang-binatang melata tidak masuk ke dalam tenda kita. Ya, ngga?
Nah, di Trizara Resorts, tenda didirikan diatas konkret yang ditinggikan, jadi mirip dengan panggung. Jadi ngga perlu khawatir dengan binatang melata. Eh, kalau nyamuk bagaimana? Hmmm, itu penutup tendanya ada dua lapis, dan bisa diresletingkan sampai penuh, jadi kecil kemungkinan sih kalau ada yang masuk.
Terus, Trizara Resort juga sudah dilengkapi dengan CCTV yang bisa merekam sampai suaranya juga. Ada deposit box juga sih dimasing-masing tenda.
Fasilitas Seru Lainnya di Trizara Resorts
1) Restaurant, Cafe & Bar
Namanya juga camping mewah ya, jadi fasilitasnya juga lengkap. Mau makan, ngga mesti repot-repot, ada Indriya Cafe, Terrace Cafe, Juice Bar. Oya, di juice barnya kalian akan mencoba juice yang 100% buah asli, tanpa gula dan air.

Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Plaza dan cafe Trizara Resort untuk hang out bersama keluarga atau teman  
Restoran dan bar Trizara Resort ini terbuka juga untuk umum. Jadi yang mau sekedar makan kemudian foto-foto di Trizara Resorts, dipersilahkan, dan untuk foto-fotonya tidak ada fee tambahan.
2) Ruang Meeting
Di Trizara Resort juga ada fasilitas ruang meeting. Jadi, kalau kantor kamu ingin mengadakan meeting yang lain dari pada yang lain, jauh dari hingar bingar kota, di sini cocok banget. Selain seharian meeting, kamu juga bisa bikin request untuk team building di sini. Asyik lho, sumpah! Waktu kemarin ke sana, kita para blogger juga melakukan team building. Seru banget, didukung sama cuaca yang adem. Walaupun kita sedang berpuasa, ngga kerasa lho, tahu-tahu sudah mendekati magrib.
3) Permainan & Aktivitas Seru Mengasah Otak & Fisik
Selain itu, Trizara Resorts menyediakan world game, papan permainan juga ada sepeda. See? Kita memang diajak kembali untuk menikmati alam dan mengakrabkan diri dengan sesama anggota keluarga atau teman-teman melalui permainan-permainan ini.
Permainan lain yang bisa dinikmati di alam terbuka lainnya adalah hulahop, boxing, juga permainan seru seperti monopoli, jenga, scrabble dan lainnya. Yang ini gratis, bisa didapatkan di area resepsionist. Sedankan, jika kalian tertarik untuk fun game atau team building seperti yang kami lakukan di sore hari waktu di Trizara Resorts, harga paketnya Rp 150.000/orang, murah kan?
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Seru bermain world game, kalau ngga salah namanya Jenga
Setiap hari minggu pagi ada yang namanya Morning Yoga. Aduh, kebayang deh yoga, di ketinggian Lembang, sinar mentari yang hangat dan kekuningan, alam hijau, diiringi suara cuitan burung dan desir angin yang menerpa pepohonan. Saya ingin merasakannya. Saat tertidur di malam hari saja, rasanya begitu damai, ditemani bunyi krik, krik para jangkrik, suara yang jarang saya dengar di perkotaan. Desah suara dedaunan yang bergesekan, melempar saya ke masa lalu yang indah di pedesaan.
Menurut saya, tempat ini cocok sekali untuk tempat liburan keluarga. Dengan ruang terbuka yang luas dan hijau, akan banyak aktivitas yang bisa dilakukan bersama anak-anak. Mereka pasti senang sekali berlarian di atas rumput, berjalan kaki, dan lainnya.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Tempat camping asyik untuk keluarga, banyak ruang terbukanya
Terus, fasilitas lainnya yang bisa dinikmati adalah bonfire. Itu . . . , api unggun. Hayo, kapan terakhir kalinya kalian berkumpul mengelilingi api unggun saat berkemah? Kalau saya kayaknya udah berabad-abad lampau. Hahaha. Di Trizara Resort, kamu bisa menggali kenangan lama saat mengelilingi api unggun. Ada area api unggun dengan view yang menakjubkan, langsung ke Gunung Tangkuban Perahu. Dan, api unggun di Trizara adalah api unggun yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Di situ saya merasakan berbagi cerita dengan para blogger lainnya sambil menikmati marshmallow bakar. Jadi inget drama Korea, dimana pas adegan api unggun, ada permainan tell the truth. Setiap orang yang kena tunjuk harus menjawab sejujurnya. Nah, kemarin saat di Trizara, mirip-mirip seperti ini. Oya, pemandangan malamnya cakep banget lho. Breath taking banget.
Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Bonfire, api unggun, sambil bakar marshmallow dan bertukar cerita

Camping Mewah di Trizara Resort Lembang - Nichealeia
Pemandangan malam hari dari Netra Camp, berhiaskan cahaya. Aslinya lebih cakep
4) Pre-Wedding & Wedding
Begitu melihat Trizara Resorts, yang terpikir di benak adalah: gila! Keren nih untuk pre-wedding atau wedding di alam terbuka. Sumpah deh, keren banget nih yang mau pre-wed sama wedding di sini.
Paket pre-wed nya mulai 1,9 juta selama 7 jam, sudah termasuk kamar ganti, makan untuk 4 orang, dan afternoon tea. Sedangkan untuk wedding package, sekitar 85 juta sudah dengan dekorasi yang glamour, dan paket camping mewah di Trizara Resort untuk family (2 camp) dan 1 camp untuk honeymoon selama 2 hari. Tertarik? Call saja Trizara Resorts yaaa . . .
5) Piknik Kebun
Terus bagaimana kalau saya ngga nginep tapi ingin foto-foto? Boleh kok. Malah Trizara Resort menyediakan paket piknik. Kamu nanti akan mendapatkan perlengkapan yang biasa digunakan untuk piknik seperti keranjang piknik yang lengkap isinya dan tikar. Kamu pun bisa bebas sepuasnya berfoto-foto di Trizara Resort. Seru kan. Paket piknik ini bisa kalian dapat dengan harga Rp. 100.000/orang, sedangkan untuk tamu hotel ada diskon nih.
Duh, tulisannya panjang sekali yak, padahal masih banyak yang belum saya tuliskan tentang Camping Mewah di Trizara Resort Lembang.
Ya, sudahlah, lebih baik kalian merasakan langsung deh keseruan Camping Mewah di Trizara Resorts Lembang. Alamatnya di sini yak:
Trizara Resorts Lembang, Bandung
Jl. Pasirwangi Wetan, Lembang, Indonesia
Phone             : +62-22-8278-0085
Website          : www.trizara.com
Instagram       : www.instagram.com/trizararesorts



How to Get There: Trizara Resorts Lembang
1. Jalan Setiabudi
a) Setelah keluar Tol Pasteur – mengikuti arah ke Lembang yang lewat Setiabudi – Sebelum Farm House atau di depan belokan Hotel Grand Hani, ada pangkalan ojek – ikuti jalan masuknya (Jalan Pasirwangi), dengan bantuan GPS lebih okey – Trizara Resort ada di sebelah kanan.  Note: jalanan kecil, harus lebih berhati-hati, naik ojek atau gojek lebih gampang.
b) Setelah melewati Setiabudi, masih lurus melewati Farm House – menemukan pertigaan arah Parongpong, ambil belokan ke kiri (jika sampai Grand Lembang, berarti kelewat) – ikutin terus jalan itu sampai nemu pertigaan dengan petunjuk papan Trizara – belok kiri, kamu akan menemukan jalan desa dengan tanjakan cinta – Trizara Resort ada di sebelah kiri (agak sedikit berbelok ke kiri). Note: recommended untuk mobil, jalanan cukup leluasa.
2. Jalan Kolonel Masturi
Keluar Tol Padalarang – belok kiri masuk Jalan Sangkuriang – ikuti terus sampai masuk Jalan Kolonel Masturi – susuri Jalan Kolone Masturi – belok kanan masuk ke Jalan Pasirwangi Wetan.
3. Jalan Sersan Bajuri
Jalan Sersan Bajuri – masuk Jalan Terusan Sersan Bajuri – belok kanan ke arah Jalan Puspa Raya (kompleks Graha Puspa) – sekitar 1 km belok kanan ke Jalan Kolonel Masturi – belok kanan masuk ke Jalan Pasirwangi Wetan – Trizara Resort ngga jauh dari situ.
Note: jalan yang saya tempuh kemarin melalui Jalan Setiabudi, melalui jalan a) dan b)


Tempat Atraksi Menarik di Sekitarnya
1. Kampung Gajah
Kampung Gajah adalah salah satu tempat wisata yang ada di Jalan Terusan Sersan Bajuri. Banyak permainan di sini. Tempatnya asyik sih, hanya sedikit mahal ya untuk masuk ke sini.
Saat saya terakhir ke sini ada banyak macam-macam permainan. Ada bukit teletubbies lengkap dengan rumah-rumah kelinci di dalamnya, ada petik strawberry, ada naik balon udara, seluncuran menggunakan ban, dan lain-lain. Seru deh pokoknya. Mungkin saat ini fasilitasnya malah sudah bertambah banyak.
2. Floating Market
Wisata yang satu ini tidak jauh dari Grand Lembang Hotel, bisa dibilang berdekatan. Nah, jika kamu ke Trizara, dekat sekali ke sini.
Floating Market ini ya pasar terapungnya Lembang. Di sini jajanan-jajanan yang dijual menggunakan sistem koin yang harus kita beli terlebih dahulu. Jajanan pun dijual dalam perahu-perahu, jadi seolah jajan di pasar apung. Ada juga permainan sepeda bebek air, dan tempat lainnya yang bagus untuk sekedar foto-foto.
3. Farm House
Farm House lagi kekinian nih di Bandung. Sayangnya masuk ke sini harus antre. Mulai buka jam 09.00 pagi.
Apa saja yang ada di sana? Ada gembok cinta buat pasangan-pasangan yang romantis. Bisa menggantungkan gembok cinta di sini dan kuncinya dibuang di kolam. Ada juga feeding animal, buat anak-anak dan rumah the hobbit.
Suasana di sini mirip-mirip kota di Eropa. Jadi banyak spot menarik yang instagrammable. 
4. Tahu Susu Lembang
Kalau yang ini sih salah satu kuliner khas Lembang. Tahu Susu. Teksturnya lembut. Wajib di coba deh kalau ke Lembang Bandung.
Nah, itu rekomendasi wisata sekitar Trizara Resorts Lembang. Semoga seru ya glampingnya di Lembang dan puas mengelilingi Bandung. See you di cerita perjalanan berikutnya.

10 Tips Nge-blog Asyik Ala Saya

$
0
0
10 tips ngeblog asyik
Sebetulnya saya kenal blog itu sudah lama. Kira-kira lebih dari 15 tahun yang lalu. Awal nge-blog di Multifly, entah sekarang kemana itu isian curhat-curhatan zaman masih labil dan galau. Setelah itu kenal blogspot, sempat aktif beberapa saat dan sempat juga daftar adsense. Hasil adsense tidak begitu menyenangkan, ditambah mulai datang kesibukan lain, sehingga akhirnya saya melupakan blog tersebut.
Tahun lalu, saya tertarik lagi untuk nge-blog, setelah mengikuti pelatihan menulis dari salah satu travel writer terkenal di Serang, Banten. Beliau menginspirasi saya untuk kembali menulis dan terus menulis. Jadilah saya membuat satu blog baru sebagai tempat mencurahkan segala kreativitas saya dalam menulis. Masih banyak belajar sih. Hmmm, ternyata nge-blog itu mengasyikan selama kita tahu mengelolanya.
Mau tahu tips ala saya supaya nge-blog menjadi aktivitas yang mengasyikan? Simak yuk, tips berikut yang sudah saya terapkan (mulai).
1. Tetapkan Tujuan Kita Nge-Blog
Sejak awal, kita harus memutuskan apa tujuan kita nge-blog. Tentunya tujuan nge-blog untuk sebatas having fun akan berbeda perlakuannya jika tujuan kita untuk mendapatkan penghasilan secara profesional. Jika tujuan kita untuk mendapatkan uang, ya kita harus konsisten nge-blog untuk tetap menjaga engagement dengan pembaca. Lah, kalau blog kita ngga diupdate selama 5 bulan, jangan heran jika para pembaca setiamu pada kabur.
Saya sendiri nge-blog dengan tujuan untuk having fun saja. Santai tapi serius. Hihi. Saya pikir kalau tanpa kesenangan di dalamnya, tulisan juga hanya akan yang penting ada. Menurut saya ada hal yang lebih penting dari sekedar itu, yaitu semangat berbagi.
Pernah ada seseorang yang direct message merasa terbantu dalam membuat keputusan sulit setelah membaca artikel yang ada di blog. Orang ini ngga pernah komen, tapi menurut dia, sebelum mengambil keputusan, dia sampai baca berulang-ulang setiap hari. Duh, dengan mendengar itu saja saya sudah sangat bahagia.
Saya pikir, kalau kita melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, pendapatan akan mengikuti belakangan.  
2. Tema Nge-Blog
Katanya sih perlu juga untuk menetapkan tema yang akan lebih mendominasi blog kita. Maksudnya sih sebagai differensiasi mungkin yak atau branding. Misalkan ketika orang inget tentang whateverbackpacker, ya berarti isi blognya seputar traveling ala backpacker.
Saya sendiri saat mulai nge-blog, pas waktu itu sehabis traveling dari Bali, jadi ya tema blognya segala sesuatu berbau jalan dan kuliner. Tapi ujungnya sih jadi bercampur sari, wkwkwk. Ya, minimal ada yang lebih dominan.
Atau bisa juga, saat sedang hamil baby, terus lahiran, bisa tuh dibikin website khusus mengenai itu. Saya lihat, Mbak Anisa Ae, bikin website tentang BabyAe, saat anak keduanya lahir ke dunia.
3. Ikuti Kemana Air Mengalir, Jangan Memaksakan Diri
Emang iklan pipa air bersih yak? Haha. Eh, maksudnya sih, ikuti situasi saja. Lagi musim Lebaran, ya posting tentang Lebaran. Lagi musim duren ya posting artikel tentang duda keren, eh, duren maksudnya.
Nah, terus kalau model kayak saya gimana? Traveling kan perlu dong jalan-jalan terus biar sering update, dan pastinya butuh biaya. Saya pikir, traveling ngga mesti jauh-jauh. Dulu, Gol A Gong bilang, mulailah tulis dari sekeliling kita, trus mulai melebar ke kecamatan, terus mulai melebar lagi. Intinya, tulislah apa yang ada di dekat kita terlebih dahulu. Kalaupun bisa sampai keliling kota ya Alhamdulillah.
Ada beberapa tulisan saya mengenai tempat-tempat wisata lokal seputar Banten Lama. Dan sebetulnya saya ngga menyengajakan datang ke tempat wisata ini. Kebetulan rumah orangtua suami ada di daerah Kasemen Banten. Jadi, setiap ke sana atau beli ikan di Karangantu, pastilah melewati tempat-tempat ini. Jadi sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
4. Be Your Self, Jangan Jadi Diri Orang lain
Jangan memaksakan menjadi Enid Blyton, atau Barbara Cartland, atau Asma Nadia, atau Gol A Gong, atau siapapun. Tapi jadilah diri kita sendiri. Tuliskan apa yang kita pikirkan dengan gaya bahasa kita sendiri. Tapi ya harus konsisten, jangan dalam satu postingan memakai penyebutan diri yang berbeda, misalkan kadang gue, kadang aku, kadang saya.
Berusaha menciptakan gaya tulisan sendiri. Ngga perlu kita meniru-niru penulis terkenal. Hmmm, boleh sih nyontek dikit-dikit untuk memperkaya khasanah atau sering membaca karya-karya penulis keren, tapi lama-lama kita juga akan punya gaya tulisan tersendiri kok. Membaca itu perlu, untuk memperbanyak diksi dan perbendaharaan kata. Pernah denger dari siapa ya kalimat ini? Kayanya waktu itu denger dari Mbak Haya Alia Zaki deh. Dan rata-rata penulis yang sudah sukses pasti selalu menyarankan tentang ini: baca, baca, baca, dan tulis. Iya ngga sih?
Pokoknya tulis apapun yang ingin kita tuliskan, yang ada dalam pikiran kita. Pede saja lagi, bahwa setiap manusia itu terlahir bisa menulis, hanya kita saja yang membloknya dengan pikiran saya TIDAK BISA menulis.
By the way, gaya tulisan saya sudah yang be your self belum yak? Hahaha.  
5. Tapi . . . , Tetap Jangan Kesampingkan Pembaca
Nah, ini bener juga sih. Jika kita ingin menulis untuk mendapatkan revenue dari blog kita, otomatis kita harus membangun interaksi dengan pembaca yak.
Bener sih bahwa kita menulis suka-suka kita. Tapi, ada kalanya kita juga harus memperhatikan pembaca blog kita. Buatlah tulisan yang kira-kira pembaca merasa menjadi bagian ketika membaca tulisan kita.
Memang susah sih, itulah sebabnya kita harus banyak juga membaca tulisan seperti apa yang diminati pembaca. Sebetulnya dari alam bawah sadar kita kita menyadari kok mana tulisan yang menarik dan ngga. Coba saja ketika kita membaca, apakah kita tertarik untuk terus membaca, atau skip dan langsung ke bagian komentar.
Nah, kalau untuk yang satu ini, saya baru dalam tahap membaca mana yang menarik. Hahaha. Kalau untuk membuat tulisan menarik, kayaknya masih jauh banget. Apalagi kendala saya kalau menulis suka melebar ke sana ke mari, jadi ngga fokus. Tapi yaa, tahap awal lah, yang penting menulis dulu. Step by step doing improvement yak.  Di sinilah feedback pembaca sangat diperlukan. Your feedback is value for me. That’s absolutely true!!
6. Sesekali Ikut Lomba, Untuk Menambah Percaya Diri
Lomba untuk meningkatkan percaya diri? Bukannya untuk menangin hadiahnya yak? Well, setidaknya lomba buat saya yang utama adalah meningkatkan kepercayaan diri, masalah menang lomba adalah reward tambahan. Dan yang pasti terus menerus bangkit ketika menghadapi kekalahan.
Tidak gampang lho untuk memutuskan ikut lomba atau tidak. Biasalah, ah takut kalah, ah tidak ada waktu, ah temanya ngga cocok dengan saya. Hmmm, jujur, jauh dilubuk hati yang terdalam seringnya adalah merasa takut untuk kalah.
Tapiii, di situlah kita diuji kalau menurut saya. Dari seringnya kita kalah, lama-lama kita akan menganggap itu bukanlah sesuatu yang memalukan lagi. Tidak ada salahnya kok mengikuti suatu lomba. Kalau kita ngga pernah mengirimkan artikel lomba, bagaimana kita tahu tulisan kita bisa memenangkan hati juri atau tidak? Itulah yang terkadang menggelitik saya.
So, buat saya mengikuti lomba adalah menghabiskan rasa kepenasaran saya. Daripada cuma jadi draft, lebih baik di-submit, siapa tahu rejeki nyantol. Hehe, pede bener yak? Yup, so far, menulis telah merubah cara pandang saya sedikitnya. Dari yang awal-awal sering baper karena ngga menang lomba, sekarang menjadi do it your best, the rest will follow. Believe me, rejeki itu ngga pernah salah pilih. Kalau ngga menang, berarti kita belum memerlukan hadiah tersebut, ada orang yang lebih memerlukannya. Eh, ini edisi menghibur diri atau apa yak?
7. Siapkan Camilan & Minuman, Cukup Tidur
Tips yang satu ini sering saya terapkan. Camilan, minuman, dan tidur.
Makanan dan minuman adalah teman yang setia dikala kita sedang nge-blog. Juga jangan lupa untuk tidur.
Menurut saya sih, don’t push your limit too hard. Bagus sih punya idealisme yang tinggi. Saya pasti bisa mengejar setumpuk deadline, sering saya merasa begitu. Masa sih ngga bisa? Orang lain juga bisa. Pikiran tersebut sering mampir di pikiran saya. Tapi, sekali lagi, kita tahu kapan waktunya kita telah mencapai batas yang kita mampu. Tidurlah yang cukup, itu kok yang kita perlukan untuk merefresh pikiran.
Pengalaman saya sih, ketika saya terlalu memaksakan menulis terus-menerus untuk nge-blog, yang ada malah it’s not interesting anymore. Ngga menyenangkan ketika menulis bukan berasal dari hati. Ngga menyenangkan ketika menulis dalam keadaan suntuk. Ngga menyenangkan jika dalam keadaan ngantuk berat. Mau mijit tuts malah kepijit delete, waaah, hilang deh itu tulisan.
8. Kenalan Dengan Banyak Orang & Buatlah Pertemanan
Sejak saya mulai nge-blog lagi, saya sering juga blog walking. Awalnya memang hanya silent reader. Tapi lama-lama, saya mulai percaya diri untuk meninggalkan jejak. Ternyata menyenangkan bisa berinteraksi dengan banyak orang melalui nge-blog.
Jarang saya bertemu dengan blogger yang tidak ramah. Rata-rata sih ramah. Sering juga saya mampir di website blogger yang sibuknya minta ampun. Jadi jangan berharap komen kita segera dikomentarinya. Hahaha. Nah, kalau menemukan seperti ini, keep it fun dan keep positive. Well, awal-awal saya sedih, kok ngga dibales sih, kok ngga kunjungan balik sih, dan seribu pertanyaan menggedor kepala saya. Tapi setelah sekian lama, saya menyadari, ternyata memang ada kalanya kita sedikit kewalahan mengatur jadwal blogwalking, membalas komentar dan deadline artikel.
Nge-blog akan lebih asyik jika kita memiliki teman nge-blog. Iya ngga? Saya sih iya. Mengasyikan memiliki teman-teman nge-blog di sini, bisa saling mengomentari dan ilm saling mendukung. Oya, buat yang belum dibales komentarnya atau belum di blogwalk, colek-colek ya saya, takutnya ada yang kelewat. Maaf ya, jika belum dibales atau blog walk.
9. Jangan Lupa Sama Anak-Anak
Walaupun nge-blog itu asyik, jangan sampai lupa waktu gaeys. Ada prioritas yang harus kita utamakan. Anak-anak kita. Apa gunanya menjadi blogger sukses jika keluarga terbengkalai.
Kita tetap perlu menghentikan kegiatan menulis kita, dan bermain bersama anak-anak, atau istilah kerennya menciptakan quality time.
Kita harus mempunyai kehidupan yang balance. Sesekali kita me time, atau pergi kencan dengan pasangan kita, atau hanging out with friends, atau nonton film komedi bareng anak-anak di bioskop, atau makan dengan keluarga besar.  
10. Buatlah Suasana Asyik
Yang terakhir, membuat suasana yang mengasyikan saat nge-blog. Misalkan sambil mendengarkan musik yang kita suka.
Kalau nge-blog sudah menjadi tidak mengasyikan lagi, itu berarti saatnya kita harus berhenti sebentar untuk menarik nafas. Xixi.
Terkadang setelah sekian lama nge-blog saya merasa bosan. Ngga kepikiran ide untuk menulis apa, padahal banyak bahan traveling dan kuliner yang belum saya tulis. Entah kenapa ide macet. Excuse sih sebetulnya, mungkin sedang lelah. Wkwkwk.
So, cobalah merubahnya. Contoh nih, ikutan one day one post dengan tema yang telah ditentukan seperti ini bisa ikut mencerahkan pikiran. Atau bisa juga kita mencoba video, infografis, dan lainnya untuk variasi di blog kita. Bisa juga mengundang blogger guest untuk menulis di blog kita dengan tema yang tidak jauh dari niche kita. Lebih bervariatif kan.
Video, blogger guest belum saya coba sih, cuma sudah kepikiran pengen ke arah sana. Saya pun ingin mempelajari bagaimana membuat suatu video yang baik plus editingnya.
Nah, itu 10 tips asyik nge-blog ala saya. Kalau kamu bagaimana? Yuk, sharing apa opini kamu. 

10 Benda Yang Wajib Ada di Dalam Tas

$
0
0
benda yang ada di dalam tas
Setiap orang pasti menggunakan tas jika bepergian,  terutama wanita.  Laki-laki sih lebih jarang yak,  paling bawanya tas kecil isi dokumen dan uang secukupnya.
Sedangkan wanita,  biasanya jauh lebih rumit daripada tas pria. Coba saja lihat dari jumlah tas yang kita miliki dengan jumlah tas suami. Itu baru dari jumlah tas,  belum dilihat isinya. 
Tapi,  fokus kali ini kita lihat yuk bawaan wajib saya dalam tas sehari-hari.
1. Buku Catatan
Buku catatan kecil ini biasanya saya gunakan untuk menulis tugas-tugas yang harus saya laksanakan harian.  Di pagi hari,  saat sampai di kantor,  saya list up pekerjaan apa saja yang harus dilakukan hari itu,  termasuk melihat pending yang sebelumnya.
Di buku ini juga biasanya saya tuliskan informasi yang saya peroleh saat browsing ataupun saat melakukan perjalanan.  Point-pointnya saja untuk membantu mengingatkan kembali saat akan membuat suatu tulisan.
benda yang ada di dalam tas
Note kecil dan alat tulis
2. Handphone
Yang satu ini benda yang paling wajib dibawa selain uang.  Tanpa handphone,  lebih baik balik lagi pulang ke rumah untuk mengambilnya,  daripada mati gaya ngga ada handphone. 
Handphone selain berfungsi untuk menelepon,  juga untuk mencatat melalui aplikasi note,  nge-draft artikel melalui aplikasi blogspot di waktu senggang,  ambil foto,  aplikasi chat dan sosmed. 
Saat ini aplikasi chat bukan hanya untuk sekedar ngobrol basa-basi,  tapi juga memantau anak di sekolah. Setiap hari gurunya update melalui group chat kelas mengenai kegiatan atau kejadian yang terjadi di sekolah. 
Jadi tanpa handphone kayaknya bakal mati gaya,  ngga tau informasi. Apalagi kalau kelupaan saat harus ada live tweet.
3. Charger dan Power Bank
Ini juga wajib yang harus dibawa. Apalagi kalau kapasitas baterai handphonenya kecil.  Ngga cukup dengan charger tapi juga power bank. Repot kan kalau harus cari-cari sumber listrik buat nge-charge handphone? 
4. USB dan Hard Disk
USB dan hard disk selalu menjadi benda yang mengisi tas saya.  Ya,  sebenernya sih jaga-jaga siapa tahu kita memerlukan data-data.  Contohnya saat training,  biasanya si pemateri suka memberikan materialnya kalau kita minta.  Ada juga sih yang sehabis training atau workshop mengirimkan materi melalui email.
benda yang ada di dalam tas
Power bank dan USB
Oya,  membawa hard disk kemana-mana,  jangan ditiru yak.  Rupanya ini menjadi salah satu penyebab bisa rusaknya piringan disknya.  Masih ga terima sih,  namanya portable ya harusnya bisa dibawa kemana pun yak.
5. Alat Tulis
Ini sederhana,  tapi sering dilupakan orang.  Saya selalu membawa pulpen walaupun pergi untuk traveling.
Terkadang sangat diperlukan,  contoh saat mengisi immigration card di pesawat saat ke luar negeri. Ngga enak kan kalau celingukan pinjem kanan kiri.  Mending siap-siap dari rumah saja.
6. Dompet dan Isinya
Dompet sama isinya wajib nih dibawa. Kalau perginya ke kantor sih,  kadang memang ga terlalu perlu,  karena transportasi antar jemput,  makan pun disiapkan di kantin. Lain lagi kalau kita ingin makan di luar,  otomatis harus bawa dompet.
benda yang ada di dalam tas
Handphone, dompet, payung, wajib dibawa dalam tas
Tapi kalau pergi traveling,  benda ini wajib dibawa.  Isinya uang secukupnya,  ngga banyak,  kartu kredit (cukup satu),  KTP,  dan kartu-kartu lain seperti alfamart,  indomart,  matahari,  hehe lumayan dapat point kalau belanja.
7. Obat-obatan
Salah satu obat yang selalu saya siap sedia di tas adalah obat diare. Kalau sakit yang lain minimal bisa nunggu beberapa jam sebelum ke dokter.  Atau karena ada klinik di kantor,  jadi ngga mesti stok obat.
benda yang ada di dalam tas
Obat yang wajib ada dalam tas saya
Beda halnya kalau diare,  kayaknya itu harus secepatnya,  ngga bisa nunggu hitungan menit. Jadi saya selalu siap sedia ini.
8. Payung
Seperti pepatah bilang, sedia payung sebelum hujan. Payung juga menjadi salah satu yang wajib dibawa,  terutama musim hujan.  Di musin kemaraupun sebetulnya berguna untuk menahan terik matahari.
Saya suka payung kecil yang bisa masuk ke dalam tas. Jadi ngga ribet gitu.
9. Sunblock
Saya jarang memakai kosmetik,  malah hampir bisa dibilang ngga pernah pakai,  kecuali ke acara undangan perkawinan atau hajatan.  Tapi,  sunblock tetap saya bawa,  walaupun terkadang suka lupa juga pakainya. Katanya sih sunblock wajib dipakai walaupun dalam ruangan.
benda yang ada di dalam tas
Sunblock termasuk yang suka saya bawa, plus cadangan lipstiks
10. Sikat Gigi dan Odol
Benda ini selalu masuk dalam tas saya.  Ngga enak rasanya kalau sehabis makan siang ngga sikat gigi.
Itu benda yang selalu menghiasi tas saya. Kalau kamu,  benda apa saja yang menghuni tasmu.  Sharing yaaa...

7 Kiat Menghadiri Workshop dan Event Ala Blogger Kampung

$
0
0
kiat menghadiri workshop dan event ala blogger kampung
Haloow, "Blogger Kampung" mau lewat.  Lho kok Blogger Kampung? Iya,  dibandingkan Jakarta sih Cilegon dan Serang masih bisa disebut kampung lah dalam dunia per-bloggeran.  Kayaknya masih sedikit yang nge-blog. Eh,  atau saya yang kudet yak?
Sebetulnya kenapa saya sebut kampung sih, lebih ke arah suka agak ngiri kalau lihat di tempat lain sering banyak undangan menghadiri event.  Sepertinya Cilegon dan Serang jarang banget atau malah ga pernah ada undangan event untuk blogger. Eh,  ngga perlu baper sih sebenernya,  mungkin Cilegon dan Serang sudah termasuk kategori Jabodetabek yak.  Udah masuk kota tuh. Xixixi. Peace ah, ngga ada maksud apa-apa kok membuat sebutan ini.
Menghadiri workshop,  talkshow atau pun blogger event,  buat saya masih ketegori jarang sekali.  Ya,  hambatannya selain waktunya yang kebanyakan hari kerja juga tempatnya yang jauh. Ada beberapa yang pernah saya hadiri,  itupun dengan pertimbangan salah satunya kemudahan transportasi dan kemudahan menemukan lokasinya.
Nah,  karena keterbatasan saya dalam pernahnya menghadiri workshop,  talkshow atau event blogger,  rasanya sedikit malu untuk berbagi kiat-kiat menghadirinya. Tapi,  walaupun begitu, dari pengalaman saya yang sedikit ini,  lemme sharing ya,  kiat menghadiri workshop,  talkshow atau blogger event, ataupun event lainnya berdasar apa yang pernah saya rasakan.
1. Lihat Jadwal Acara Baik-Baik
Sebelum memutuskan mengikuti workshop,  talkshow atau event,  biasanya saya melihat terlebih dahulu jadwal pelaksanaan serta jadwal saya sendiri.
Saya tidak akan memaksakan diri mengikuti event tersebut jika sekiranya akan bentrok dengan jadwal yang sudah ada.  Lagian ngga enak juga sama yang sudah mendaftarkan jika ternyata pada hari-H kita berhalangan hadir karena bentrok dengan event lain.  Untuk masalah yang urgent,  mungkin masih bisa ditoleransi ya.
Buat saya sih lebih ke arah menjaga hubungan baik,  jangan sampai yang mengundang kita jadi kapok gara-gara kita sering membatalkan janji.
2. Cari Tahu Lokasi & Materi Yang Akan Dibawakan
Setiap menghadiri event,  biasanya saya juga cari tahu mengenai lokasi acara dan bagaimana untuk mencapai ke sana.  Yah,  syukur kalau dianter suami,  lah kalau suami harus jadi kuli ngga bisa nganterin bagaimana? 
Jadi saat ini saya masih pilih-pilih lokasi.  Jika lokasinya gampang saya akses,  biasanya saya coba untuk daftar. Setelah diapproved,  baru saya cari lokasinya lebih detail lagi melalui Google Maps.
Materi juga penting.  Minimal kita googling sebentar,  untuk cari tahu tentang materi yang akan dibawakan. Setidaknya kita ngga bengong-bengong amat saat narasumber menjelaskan materi.  Ngga mesti detail sih,  yang penting klik.
3. Datang Lebih Awal
Mungkin ini salah satu kebiasaan saya. Pada umumnya saya selalu datang lebih awal untuk lebih menguasai medan.  Aiih,  kayak mau perang aja yak, menguasai medan.  Xixixi.
Eh,  beneran lho,  ada keuntungan jika kita datang lebih awal.  Kita bisa foto-foto lokasi tanpa harus berebutan atau terdistraksi dengan yang lain. Kita juga bisa puas muter-muter terlebih dahulu dan berinteraksi dengan sekitarnya.
Keuntungan lain,  terkadang kalau datang lebih awal suka ada reward.  Wkwkwk.  Jarang banget sih,  cuma pernah ada semacam penghargaan buat yang datang pertama kali,  alias yang ngga pake ngaret.
3. Pastikan Perlengkapan Tempur Ready &  Full
Waduh?  Senapan maksudnya?
Oalah,  bukan.  Maksudnya peralatan tempur adalah buku tulis,  pulpen,  handphone,  power bank,  kamera,  recorder,  quota data,  dan pulsa.
Ngga lucu toh,  kalau quota data mendekati limit,  pas ada live tweet pula.  Memang sih mungkin ada Wi Fi.  Tapi,  jangan terlalu mengandalkan ketersediaan Wi Fi. Ya,  kita harus prepare for the worst,  siapa tahu ngga disediakan Wi Fi.
Pulsa juga penting,  untuk menelpon si yayank supaya menjemput setelah selesai acara. 
Handphone?  Jangan tanya lagi kegunaannya.  Seabrek deh. Buat live tweet, buat capture materi,  buat nulis di note, dan lainnya. Dengan seabrek aplikasi yang running,  tentunya kita juga harus siapkan power bank. Musibah deh kalau pas ada live tweet atau kompetisi foto,  tiba-tiba kehabisan baterai.
Pernah nih saya kayak gitu,  saat menghadiri Workshop Still Life Photography di SMESCO,  tahun lalu.  Kebetulan waktu itu,  setelah selesai materi,  Mbak Rayani mengadakan kompetisi memoto benda-benda,  langsung live tweet,  dan diumumkan pemenangnya.  Duh,  asli deh,  waktu itu baterai sudah mepet banget.  Mbak Rayani sih di awal nawarin,  siapa yang mau nge-charge atau pakai power bank-nya beliau.  Iih,  tapi waktu itu malu amat yak.  Haha.  Alhamdulillahnya,  tepat sebelum habis,  masih bisa tweet foto yang akan dilombakan. Masih rejeki saya, bisa membawa pulang oleh-oleh kipas batik SMESCO yang keren.
4. Berinteraksi Dengan Para Peserta Lain
Ini adalah yang disarankan Teh Ani Berta saat saya menghadiri acara FUN BLOGGING di Jakarta.
Kata Teh Ani,  minimal bisa saling nambah follower untuk medsos. Hehe.  Betul juga sih.
Nah,  terus ada satu yang saya perhatiin dari Blogger-Blogger Kota, yaitu memberikan kartu nama.  Duh,  pertama kali ikut acara beginian,  meuni ga percaya diri amat saya.  Ngga punya kartu nama eung.  Ke depannya perlu juga nih kartu nama. Oya, ngomong-ngomong masalah kartu nama,  saya salut sama Pak Dian Kelana. Setiap ketemu orang,  beliau selalu memberikan kartu namanya,  termasuk sama CEO Blibli.  Iih,  kalau saya mana berani.  Haha.  Sumpah,  saya suka ngiri sama orang-orang pemberani seperti ini.
5. Jangan Lupa Bikin Ringkasan Materi Workshop
Tujuan menghadiri workshop,  talkshow atau event kan tujuan utamanya untuk menambah informasi dan menambah pengalaman,  jadi jangan lupa untuk membuat ringkasan setelah selesai workshop. Biasanya pihak penyelenggara suka memberikan materi power point melalui email. Ada baiknya kita langsung ringkas, biasanya kalau kita sendiri meringkas, ilmunya lebih nempel di otak, karena kita menceritakan dengan bahasa kita sendiri.
Lebih baik lagi jika ringkasan ini langsung bisa dishare lewat postingan blog atau lainnya yak,  biar ilmunya menyebar.  Kan katanya salah satu amal yang akan dihitung adalah ilmu yang terus menerus diamalkan.
6. Practise Make Perfect
Kayaknya ungkapan ini umum banget yak.  Tapi,  memang betul,  kalau ingin mahir ya harus latihan.  Ngga ada orang yang sukses tanpa latihan. 
Misalkan kita menghadiri workshop tentang photography,  jangan lupa setelah pulang latihan terus untuk menghasilkan foto sesuai dengan kiat-kiat yang diajarkan.  Syukur-syukur bisa menciptakan kiat baru. 
7. Have Fun
Menghadiri workshop,  talkshow ataupun event jangan dibawa susah atau stress.  Have fun saja.  Dinikmati tiap moment-nya.  Kalau misal harus kepanasan,  jalan kaki jauh ke lokasi,  atau keceklik kaki gara-gara ngejar bus, atau dempet-dempetan di bus yang baunya berbagai macam rasa, ya dianggap asyik ajah. Hihi... pengalaman diri. 
Sebetulnya kalau dipikir-pikir,  ngapain yak susah payah? Mungkin orang lain akan berpikiran,  ada yang gampang dan nyaman, ngapain cari yang susah?  Tapi,  saya menikmati setiap langkah yang saya jalani, ngga usah ribet mikir yang susah-susah. 
Demikian kiat 7 kiat menghadiri workshop atau event ala saya.  Kalau kamu menghadiri event,  kiat apa yang kamu punya?  Sharing dong. 
Thank you.  See Ya.

Meja Kerjamu Adalah Karaktermu

$
0
0
hubungan meja kerja dan karakterKonon katanya meja kerja bisa mencerminkan kepribadian kita. Hmmm, yang enak berarti yang ngga punya meja kerja yak, kepribadiannya ngga bisa diamati. Hahaha.
Ayo perhatikan sejenak meja kerjamu seperti apa. Apakah berantakan, rapi, banyak pernak-pernik, ada foto, atau benda lainnya? Nah, ternyata masing-masing itu ternyata ada artinya. Yuk, kita cari tahu artinya dan jika ada yang ingin tahu meja kerja saya seperti apa, saya sharing juga di akhir tulisan ini ya. Dan, tebak karakter saya seperti apa, hehe.
1. Arti Pemilik Meja Berantakan
Pernah denger ngga anekdot atau entah apa namanya, yang bilang bahwa meja kerja yang berantakan mencerminkan sang empunya adalah orang pintar atau kreatif?
Nah, yang punya meja berantakan ngga perlu khawatir nih, ternyata meja yang berantakan tidak bisa dibilang yang punya meja, isi otaknya kacau balau. Menurut penelitian, justru di tengah kekacauan ini terkadang ide-ide kreatif bermunculan. Istilah kerennya berpikir out of the box.
Albert Einstein, Mark Twain, Mark Zuckenberg, Steve Job, katanya sih merupakan orang-orang dengan meja kerja yang kurang rapi. Tapi, kreativitas mereka tidak perlu dipertanyakan lagi kan. Malah Einstein membungkam mulut orang-orang dengan jawabannya yang cool: kalau meja yang berantakan mencerminkan pikiran yang berantakan, terus bagaimana dengan meja yang kosong? Uhuk! Keselek deh.
Oya, di kantor ada juga nih yang mejanya berantakan. Kertas saja bertebaran di mana-mana. Kalau kita bantu beresin mejanya biar rapih, eh, malah beliau kebingungan mencari dokumen-dokumennya. Dan beliau otaknya encer banget.
2. Pemilik Meja Rapi
Di tempat kerja saya ada juga yang mejanya super rapi. Dokumen ditumpuk rapih, semua yang ada di meja tertata rapi. Bersih deh pokoknya. Sampai kayaknya kalau satu lembar dokumen bergeser, ketahuan deh. Orangnya punya karakter yang super detail, kelewat satu angka di antara ratusan angka saja langsung ketahuan. Kalau mau kirim dokumen sama beliau, saya sampai cek ratusan kali, siapa tahu ada yang salah ketik.
Nah, kalau orang yang memiliki meja seperti ini, ternyata konon katanya mempunyai kepribadian detail, pemikirannya pun detail, hal-hal yang kecil pun tidak luput dari pengamatannya. Eh, tapi beda ya antara meja yang tertata rapi dengan meja kerja yang kosong, itu sih ketahuan kerjanya males-malesan. Xixixi.
3. Meja Kerja Yang Berhiaskan Foto
Pernah memperhatikan tidak sebuah meja kerja yang dihiasi oleh foto? Entah itu foto keluarga, foto anak ataupun foto pasangannya. Sering kan yak. Lucu kan melihatnya, apalagi kalau yang masang foto adalah bapak-bapak. Hmmm, tipe penyayang sekali yak. Atau, mau pamer bahwa udah laku alias ngga jomlo lagi? Ahaay!! Itu sih pikiran negatif yang suka terlintas tiba-tiba.
Menaruh foto di atas meja kerja bisa mencerminkan kepribadian yang penyayang, kecuali dia seorang psikopat yang bisa memanipulasi karakter yang terlihat. Konon katanya orang tersebut berarti sangat sayang pada orang yang berada dalam foto tersebut. Tapi, memasang foto diri sendiri di atas meja bisa diartikan berbeda. Itu tandanya si empunya meja, kepedean banget. Eh, maksudnya punya rasa percaya diri yang tinggi.
4. Meja Dengan Pernak-Pernik Lucu
Kalau lihat sebuah meja kerja dengan pernak-pernik lucu, imut, dan warna-warni ceria, suka pengen mampir ngga sih? Kalau saya sih terus terang iyes. Ada tuh di kantor, yang di mejanya selalu ada tempelan lucu, atau klip beraneka macam warna, stappler warna-warni, kertas note imut-imut. Iiih, pokoknya pengen ngerampok deh, barang-barang itu.
Kira-kira yang punya meja kerja kayak begini, kepribadiannya seperti apa yak? Hmmm, berhubung belum ada penelitian, jadi saya simpulkan sendiri saja yak.
Menurut saya sih kepribadiannya ramah, supel, senang kerapian, juga smart.
5. Meja Kerja Dengan Banyak Makanan Kecil
Nah, kalau ini sih favorit semua orang. Kayaknya setiap orang akan mendatangi meja kerja ini deh tiap hari. Maksudnya buat minta camilannya. Hahaha.
Katanya sih, yang punya meja kerja dengan banyak camilan makanan adalah tipe orang ramah dan senang berkomunikasi. Lah, ya iyalah. Dengan dia memajang camilan di atas meja, otomatis akan mengundang orang berdatangan ke mejanya kan. Terus cuap-cuap ngobrol deh, berkomunikasi.
Tapi, ada jeleknya juga sih banyak camilan di meja. Berat badan bisa bertambah dengan tidak terkontrol. Kecuali kalau kamu punya metabolisme 100%. Jadi yang masuk langsung keluar lagi. Di jamin kamu tidak akan khawatir dengan banyaknya makanan di meja.
6. Meja Kerja Berhiaskan Buku
Kalau meja kerja yang seperti ini, jangan disangsikan lagi, berarti orangnya senang baca buku. Eh, bisa jadi cuma pajangan doang sih.
Yang pasti, orang yang gemar baca buku, berarti pengetahuannya luas, dan selalu ingin mengetahui segala-sesuatu. Orang ini selalu penasaran untuk terus menerus menggali ilmu dan informasi.
Jadi, kamu sendiri yang bisa menilai apakah meja kamu dihiasi buku sebagai pajangan saja, atau memang buku untuk kamu baca.
7. Meja Kerja Dengan Banyak Gadget
Ada lagi nih meja kerja yang isinya penuh dengan gadget. Pokoknya saat orang lain belum tahu USB, di mejanya sudah tertengger USB. Saat portable speaker belum booming, dia udah duluan pasang di mejanya. Ketika yang lain belum kenal Wi Fi portable, dia udah duluan punya.
Tipe seperti ini sih namanya melek teknologi. Selalu update dengan teknologi terkini. Biasanya orangnya kritis.
8. Meja Kerja dengan Jam Weker
Sepertinya orang yang memasang jam di mejanya menandakan bawa doi super sibuk. Selalu diburu deadline. Masuk akal sih, pasti lagi ngetik bentar-bentar lirik jam. Ngga apa-apa sih suka dikejar deadline, asal jangan punya karakter yang suka jam karet saja ya.
Nah, itu tipe-tipe meja kerja serta hubungannya dengan karakter. Sekarang, kita bedah meja kerja saya yuk. Ada yang bisa nebak ngga kepribadian saya seperti apa?
hubungan meja kerja dan karakter
Meja kerja saya, rapi ngga yak? hmmm..., mendadak rapi pas mau difoto
Meja kerja saya, berhubung sudah disediakan dari kantor, ya modelnya pasti seragam yak.  Di atas meja ada satu set komputer, rak dokumen, kalender, gelas minum, dan telepon. Pada dinding pembatas meja, saya tempelkan pernak-pernik, juga list nomor extention. Ada juga burung-burungan kertas yang saya tempel pada dinding pembatas tersebut. Oya, ada satu toples kaca kecil yang berfungsi sebagai tempat menampung cemilan.
hubungan meja kerja dan karakter
Beberapa buku juga menghiasi meja, plus kaca mata lapangan
Di rak dokumen berwarna hitam, yang tersusun dua tingkat, terdapat buku-buku, dan tempat pulpen, serta kacamata lapangan. Selebihnya kertas-kertas kerja. Beranjak ke dalam laci yang tersusun dua, di bagian atas isinya buku-buku agenda dari beberapa tahun. Entah kenapa saya masih menyimpan buku-buku tersebut yang sebagian besar berisi catatan meeting atau training pada tahun yang tertera di agenda.
hubungan meja kerja dan karakter
Oleh-oleh dan souvernir dari teman-teman ataupun atasan. 
Di laci pertama juga, saya menyimpan koleksi oleh-oleh yang diberikan teman. Kebanyakan sih gantungan kunci. Ada juga stempel nama pemberian dari teman dari Jepang. Ada angpau dari bos saya yang telah berumur bertahun-tahun, yang uangnya pun masih terlipat rapi ditempatnya. Ada kue lucu berbentuk boneka kokeshi. Ada gantungan handphone berbentuk boneka khas Thailand, pemberian seorang teman dari Thailand. Selain itu, souvenir-souvenir dari pernikahan yang lucu-lucu. Semuanya masih baru, belum saya gunakan. Saya senang mengkoleksi barang-barang tersebut. Setiap benda yang tersimpan ada ceritanya. 
Pernak-pernik: klip, pembatas, memo, sign here, dll
Masih penasaran dengan meja kerja saya? Hmmm, hanya itu sih, ngga ada yang special. Kalau kalian mencari foto di meja saya, dijamin ngga bakalan ketemu. Bukan saya tidak sayang sama keluarga, tapi untuk urusan di kantor, just don’t wanna to get too personal. Actually, I’m shy. Eh, pemalu atau malu-maluin yak?
Makanan kecil, oleh-oleh juga, cuma terkadang harus lihat labelnya yak
Nah, sekarang giliran kamu cerita, meja kerja kamu tipe yang mana? Kira-kira benar ngga yak bahwa meja kerja kita menunjukkan kepribadian kita? 

Kisah Kasih di Sekolah

$
0
0
Resah dan gelisah . . . Menunggu disini
Disudut sekolah . . . Tempat yang kau janjikan
Ingin jumpa denganku
Walau mencuri waktu...
Berdusta pada guru
             ***
kisah kreatif masa remaja
Kalau kamu tahu penggalan lirik lagu di atas, itu tandanya kira-kira kita masih dalam satu zaman. Lagu di atas adalah lagu yang dilantunkan Chryse yang bercerita tentang indahnya kisah kasih di sekolah bersama si dia.
Masa remaja memang katanya adalah masa-masa yang tidak terlupakan. Masa-masa di SMP saat mengenakan seragam putih biru, masa di SMA saat memakai seragam putih abu, menjadi masa-masa yang menyenangkan yang selalu menjadi bagian dari nostalgia saat reuni.
Apakah postingan kali ini saya akan membahas mengenai kisah kasih saya saat remaja? Maaf ya, terpaksa pembaca kecewa, karena saya tidak sedang akan membahas hal tersebut. Tak lain tak bukan, tema hari ini adalah mengenai kreativitas saat remaja.
Duh, memikirkan kreativitas yang saya lakukan saat remaja, rasanya lebih baik membiarkan badan saya melar dengan satu atau dua scoop ice cream chocolate vanilla. Apa yak kreativitas yang pernah saya lakukan  20 tahun yang lampau? 
Sepertinya kok ngga ada yang special ya setelah dipikir bolak balik. Masa remaja saya kayaknya datar-datar saja tanpa lika-liku yang berarti. Di situ saya merasa sedih, ternyata saya tidak ingat satu kreativitas atas initiatif sendiri. Ada sih beberapa aktivitas yang saya ikuti saat SMP dan SMP, tapi entahlah apakah itu bisa disebut sebagai suatu kreativitas.
1. Paduan Suara
Yang saya ingat pertama kali adalah paduan suara. Ehm, ehm, ehm. Jadi, begini begini, saya pernah tergabung dalam group paduan suara sekolah baik ketika di SMP maupun SMA. Saat SMP, yang saya ingat setiap kali upacara peringatan-peringatan hari besar di kabupaten yang mewajibkan perwakilan dari sekolah-sekolah, group paduan suara sekolah saya selalu ikut serta. Juga saat di SMP, bersama group paduan suara tersebut, saya pernah mengikuti kompetisi di ITB, walaupun kayaknya waktu itu saya cuma jadi cadangan saja, Hiks, sedihnya yak.
2. Seni Tari
Saat di SMA, bukan hanya paduan suara, sekolah kami ada beberapa kali melakukan pertunjukan tarian masal saat peringatan-peringatan hari besar di stadiun. Yang saya ingat, waktu itu pernah guru saya membuat koreografi tarian yang mencampurkan unsur bela diri. Latihannya pun berhari-hari di tengah terik sinar matahari. 
Selain itu, karena di sekolah ada seni tari sebagai mata pelajaran, terkadang kita dibagi kelompok, ditugaskan untuk membuat suatu koreografi tarian. Saya paling tidak suka pelajaran ini. Kalau tarian yang mirip silat sih masih mending, tapi kalau tarian yang lemah gemulai, dengan kepala yang geser ke kanan ke kiri tanpa nengok, asli membuat saya rasanya pengen bolos pelajaran tersebut. 
Nah, saat ditugaskan membuat koreografi tarian, group saya orang-orangnya kalem-kalem, termasuk kaku dalam menari. Akhirnya karena terpaksa harus bisa, ide-ide cemerlang pun bermunculan. Saya ingat sekali, lagu yang kita pilih waktu itu "Aduh Buyung", agak-agak Melayu Padang begitu, Eh, tahunya group kita mendapat nilai bagus. 
3. Menjahit, Menyulam & Kerajinan Tangan Lainnya
Nah, kalau soal yang satu ini, sejak SD saya jagonya. Nilai pelajaran kesenian saya selalu besar.
Jadi ceritanya, Ibu saya pandai menjahit, menyulam, memasak, kristik, merajut dan segala jenis keterampilan yang biasa dimiliki seorang wanita. Maklumlah dulunya si Mamih sekolahnya di sekolah keputrian Belanda.
Dari sejak kecil, jahitan saya rapi lho, bikin tusukan bunga mawar pun saya bisa. Terkadang kalau lagi iseng, saya suka menambahkan sulaman di ujung baju polos saya. Misalkan menambahkan kumbang atau kepik merah.
Begitu pula dengan menjahit. Awalnya sih masih menjahit menggunakan tangan, tapi lama kelamaan saya bisa menggunakan mesin jahit. Baju pertama saya adalah kemeja. Waktu itu yang saya ingat paling susah adalah memasang bagian kerah leher.
Eh, ternyata dulu saya bisa ya melakukan hal-hal di atas.
4. Membuat Kue Kering
Dulu, setiap bulan puasa, kami dikumpulkan si Mamih buat membantu bikin kue. Nah, yang paling sabar dan paling tahan bantuin si Mamih bikin kue adalah saya. Hihi. Saya sering dipuji si Mamih karena bentuk kue bikinan saya bagus. Yang paling sering dipuji adalah ketekunan saya dalam membuat pastel kering abon, yang ukurannya kecil-kecil. Kebayangkan bikin kelabang pinggiran pastel kayak gimana. Nah, ini dibuat kecil-kecil. Pokoknya saya yang paling tahan lama deh membuat pastel kering ini. Mungkin itu sebabnya ya, saya agak-agak penyabar gitu. Whuuuak! Muntah.
5. Menggambar
Sebetulnya saya ngga hobi menggambar ataupun mewarnai. Tapi, saya sering juga membuat gambar untuk aneka model baju yang ingin saya buat. Gambar-gambar itu beberapa masih ada, dan suka ditemukan Azka saat beres-beres. Sejak lihat gambar itu, Azka selalu minta saya membantunya menggambar. Katanya gambar saya bagus.
6. Mengumpulkan Perangko
Suatu hari Bapak dan si Mamih menghadiahi saya sebuah buku mirip album foto. Hanya saja yang ini isinya lajur-lajur plastik yang memanjang. Katanya mamih, itu adalah album perangko.
Sejak saat ini saya suka mengumpulkan perangko. Sampai menginjak usia kuliah pun saya masih mengumpulkan perangko hari pertama. Jika di Bandung, saya membelinya di kantor pos pusat. Ada kalanya saya mencari sahabat pena di luar negeri. Ada satu sahabat pena saya asal Jerman, namanya Patrick, usianya sama dengan saya, karena bulan lahirnya pun sama dengan saya hanya beda beberapa hari.
Dari dia, saya mendapatkan postcard yang dikirim dari Jerman. Oya, dia pun ada mengirim coklat Sinterklaus, yang datang setelah berbulan-bulan. Bisa ditebak, bentuknya pun sudah penyok ke sana ke mari.
Tapi setelah itu saya tidak pernah mendapat kabar lagi dari dia.
Itu saja sih kegiatan kreatif saya saat remaja. Entahlah apakah hal-hal di atas bisa disebut sebagai suatu kreativitas. Tapi itulah kisah kasih saat di SMP dan di SMA bagi saya. Nah, kalau kreativitas yang kamu lakukan saat remaja apa?

Jeritan Dan Impian Aisyah

$
0
0
Our death is not an end if we can live on in our children and the younger generation.
For they are us, our body only witted leaves on the tree of life. 
(Albert Einstein)

JERITAN AISYAH
Siang itu matahari panas terik. Sudah beberapa hari ini tidak turun hujan, sehingga udara menjadi lembab. Adzan dzuhur beberapa menit lagi akan berkumadang. Jalanan kompleks sudah mulai sepi. Anak-anak yang biasa bermain di sekitar rumah pun kelihatannya sudah mulai memasuki rumahnya.
Tiba-tiba suara tangisan memecah kebisuan siang. Awalnya aku tidak peduli. Tetapi tangis anak perempuan itu makin keras dan menyayat hati.
"Ma, siapa yang nangis? Kenapa?" teriakku kepada mbaknya anak-anak, yang kebetulan sedang berada di depan garasi rumah.
Terdengar si mbak seperti sedang menengahi perkelahian. Terdengar teriakan anak laki-laki, diiringi jeritan anak perempuan, bercampur suara si mbak.  Tangisan yang makin keras memaksaku beranjak keluar.
Terlihat si anak laki-laki menyeret paksa si anak perempuan. Tangan kanannya memegang uang 2.000 rupiah. Usia mereka sepertinya tidak terpaut jauh. Dari raut wajah mereka, dapat dipastikan adik dan kakak.
"Ayo Aisya! Jangan aleman kamu!" maki anak lelaki itu, sambil berusaha menarik paksa tangan adiknya.
Adiknya semakin meronta. Si kakak terlihat makin kesal, dan plak! tangan si kakak mendarat di pipi adiknya. Tak hanya tangan, kakinya pun mendarat di tulang kering adiknya.
"Ya ampun, itu adiknya kalau dipukuli sakit!"  teriakku dari balik pintu garasi.
"Sabar kakak, biar adiknya berhenti dulu nangisnya,” lanjutku lagi.
Tetapi si kakak kelihatannya tidak menggubris kata-kataku. Kelihatan raut wajahnya semakin panik dan ketakutan. Si adik semakin ketakutan bersembunyi di balik badan si mbak. Sepintas, terlihat kedua belah kakinya penuh dengan lebam kebiruan.
"Ma, antarkan saja pulang, kasihan," pintaku. Si anak laki-laki makin panik. Kedua tangannya memegangi kepalanya, sambil teriak-teriak pusing. Kemudian melampiaskan kekesalannya dengan mengeluarkan bahasa-bahasa kebun binatang.
Rupanya kedua anak tersebut tinggal di bedengan kontrakan di kampung sebelah. Mereka tinggal bersama dengan neneknya. Ibunya, menurut cerita anak lelaki tadi, tinggal  Jakarta. Dia ketakutan neneknya akan marah. Menurut cerita neneknya, kakaknya memang sering memukuli adiknya.
Entah bagaimana selanjutnya nasib anak perempuan itu. Terbayang tamparan ke mukanya, tendangan ke tulang kering kakinya. Tangisannya yang menyayat hati. Bagaimana dia bersembunyi di balik badan si mbak seolah minta perlindungan. Mau tidak mau mengingatkan pada kedua anak perempuanku, yang mungkin masih sebaya dengan anak-anak tadi, terutama Aisha, putri bungsuku. Entahlah mungkin karena kesamaan nama keduanya.
---
Peristiwa siang hari tadi bermain terus dipikiranku. Sulit sekali mata ini terpejam walaupun malam telah larut. Terlintas berita dan video yang beredar tentang anak sekolah yang di-bullytemannya.  Ingat bocah SD Renggo yang tewas dianiaya karena sebuah pisang? Ingat bocah kelas SD di Sumatra & Makasar yang tewas dikeroyok temannya?
Kasus-kasus penganiayaan yang terjadi membuatku miris dan mengelus dada. Apa yang mereka lakukan sudah melenceng dari batas kewajaran prilaku usianya. Hanya karena masalah sepele, emosi seorang anak menjadi tidak terkendali sehingga menyebabkan anak lain meregang nyawa.
Kasus bunuh diri pun menjadi trend akhir-akhir ini. Kasus terbaru, satu keluarga tewas bunuh diri di Kediri, diduga karena motif himpitan ekonomi. Tak kalah seru, remaja-remaja pun seolah tidak mau ketinggalan, gara-gara putus cinta menabrakan dirinya ke kereta listrik yang sedang berjalan. Ada pula seorang anak yang ditemukan tewas tergantung di lemari pakaian, diduga karena depresi akibat perceraian kedua orang tuanya.
Kulirik dua malaikat kecilku, Naylal & Aisha, yang terlelap di samping kanan kiriku. Sebersit perasaan bersalah menyelusup di relung batinku. Sebagai wanita yang bekerja, kebanyakan waktu yang kupunya, kuhabiskan di kantor. Tak jarang ketika berada di rumah pun, kuhabiskan waktuku untuk menonton drama korea kesukaanku. Sehingga mereka lebih hapal dengan artis Korea Lee Min Ho atau Park Shin Hye dibandingkan dengan pahlawan islam seperti Tariq ibn Ziyad ataupun Salahuddin Ayyubi. Mereka lebih hafal dengan judul-judul drama Korea dibanding judul-judul peristiwa sejarah islam Indonesia.
“Ibu, tadi siang, Emergency Couple-nya lucu dan seru lho,” cerita Aisya dengan semangat pada suatu sore sepulang aku kerja.
“Ibu, kasian lho tadi Chang Ming, kena marah dokter senior,” lanjut kakaknya Naylal tidak mau ketinggalan.
Aku hanya bisa terpana “takjub”, begitu lancarnya mereka menceritakan alur cerita salah satu episode Emergency Coupleyang diputar siang hari di salah satu stasiun televisi. Tiba-tiba seolah ada gerimis di hatiku.
---
            Pikiranku terus mengembara menembus ruang dan waktu, ke abad pertengahan, di suatu masa di daratan Eropa. Seluruh Eropa berada dalam zaman yang dikenal dengan istilah dark age, karena mati surinya ilmu pengetahuan. Tetapi justru di zaman itulah Islam bersinar terang dari arah daratan Andalusia.
            Cordoba, kota terbesar di semenanjung Andalusia, terkenal sebagai pusat peradaban Islam di Eropa selama hampir 5 abad lamanya. Ilmu dan kebudayaan berkembang pesat di sini. Cordoba telah bermandikan cahaya lampu di malam hari, sedangkan kota London 700 tahun kemudian masih dalam keadaan gelap gulita. Cordoba yang pernah menjadi kiblat Ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi bagi bangsa-bangsa di Eropa.
            100 tahun sebelum Columbus, Vasco de Gama, Magellan mengarungi samudra, Ibn Battutah dari Maroko telah menjelajah muka bumi untuk mentafakuri alam ciptaan Allah. Ibn Battutah menuliskan dalam buku perjalanannya: ‘Aku tinggalkan Tangier, kampung halamanku, pada Kamis 2 Rajab 725 H/ 14 Juni 1325 M. Saat itu usiaku baru 21 tahun 4 bulan. Tujuanku adalah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Makkah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah.’
             Berkembangnya Islam pada masa itu, tidak lepas dari pengaruh orang-orang Islam yang semangat dalam mencari ilmu. Ibn Sina atau Avicenna dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia. Usia 5 tahun telah belajar menghafal Al-quran. Selain itu belajar mengenai ilmu-ilmu agama dan mendalami masalah fikih. Ibn Sina ahli dalam bidang matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, metafisika dan Filosofi. Ada pula Ibn Rusyd atau Averroes dari Cordoba, seorang filsuf muslim terbesar di abad pertengahan. Dalam bidang astronomi pun, waktu itu, Islam bersinar. Al-Battani yang berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari. Al-Biruni yang mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Al-Biruni pula yang membetulkan arah kota Makkah secara saintifik dari berbagai arah di dunia.
Tiba-tiba, di hadapan mataku berdiri megah Mesjid Cordoba. Di dalam mesjid terdapat mihrab. Di sekeliling mihrab terukir 99 asmaul husna dengan tinta emas dan biru. Pilar-pilar yang tinggi, marmer dan mozaik-mozaik yang menghiasi mesjid sungguh indah. Kemudian, terlihat peperangan. Bunyi pedang yang beradu. Dan, Mesjid Cordoba berubah menjadi La Mezquita.
Berganti pemandangan dengan hamparan taman indah dan gemercik air dari air mancur taman. Gedung disekelilingnya dipenuhi relief-relief cantik, dan warnanya kemerahan. Tiang-tiang marmer berdiri dengan megah. Ah, ini mungkin Istana Al Hamra di Granada. Benteng terakhir kekhalifahan Islam di Eropa. Tapi semua tiba-tiba lenyap. Ada perebutan kekuasaan antar keluarga kerajaan. Raja Ferdinand dan Ratu Isabelle menguasai Al Hamra.
Air mataku menetes.
---
IMPIAN AISYAH
Aisyah menggeliat, mata kecilnya terpicing. Ketika dilihatnya aku masih terbangun, ia bertanya, “Ini jam berapa Ibu?”
“Sudah hampir subuh, Nak.”
“Ibu belum tidur?”
“Iya.”
“Ibu, aku bermimpi.”
“Mimpi apa, Sayang?”
“Aku bertualang keliling dunia Ibu. Aku seperti Ibnu Battutah yang Ibu ceritakan itu,” cerita Aisya, “aku juga menulis, Ibu. Aku bermimpi, Indonesia bersinar seperti kalung emas Ibu.”
“Aku mau seperti Ibnu Battutah berkeliling dunia dan menuliskan semua ciptaan Allah. Aku juga mau seperti Cut Nyak Dien yang hafal Al-qur’an. Aku sekarang sudah hafal surat Al-lail, lho Bu. Aku dapat nilai 95 untuk tahfiz Al-lail,” berondong Aisyah.
“Semoga cita-citamu terkabul ya, Nak,” sahutku, “Oya, Ibu mau donk dengar hafalannya Aisyah.”
“Dengarkan ya Bu,” jawabnya sambil langsung mengambil sikap duduk sempurna. Terdengar lantunan surat Al-lail dari mulut kecilnya. Sesekali masih berhenti karena mengingat-ingat sambungan ayat berikutnya.
“Wah, hebat! Sudah hampir hafal!” seruku sambil bertepuk tangan. Rasa haru dan bangga membuncah di Dada. Anakku sudah hampir hafal Al-lail. Lebih baik dari aku yang hanya berputar seputar surat-surat sangat pendek seperti An-naas, Al-falaq, Al-ikhlas, Al-kafirun. Ini memotivasi aku untuk juga menghafal Al-qur’an juga.
Matanya bersinar bangga sesaat, kemudian dengan lesu Aisyah berkata, “Tapi aku masih kalah sama Caca, Bu. Caca sekarang mau menghafal At-takwir.”
Aku mengelus rambut ikalnya. Sambil menatap wajahnya, aku berkata, “Ya, bagus Aisyah jika ingin seperti Caca. Tapi, yang terpenting Aisyah tetap berusaha yang terbaik. Tidak usah peduli siapa menang siapa kalah.”
Sayup-sayup terdengar suara adzan pertama dari masjid. Tak terasa sudah mau memasuki waktu subuh.
“Sudah mau subuh rupanya. Aisyah mau ikut sholat tahajud?” tanyaku
Kepala kecilnya mengangguk. Aku beranjak untuk mengambil air wudhu. Sebelum melewati pintu kamar, kulirik Aisyah membangunkan kakaknya untuk sekalian sembahyang tahajud.
---

Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional, dan harapan saya di hari ini, adalah semoga anak-anak Indonesia bisa bermimpi indah dan dapat menggenggam nyata impian serta harapannya.

TAISO, Aktivitas Rutin di Perusahaan Jepang

$
0
0
taiso aktivitas olah raga di perusahaan jepang
Saya selalu jatuh cinta dengan langit, laut dan pepohonan rindang.
Pagi ini saya menengadahkan kepala ke langit, dan birunya langit yang berhiaskan awan putih tiba-tiba menyingkirkan kepenatan saya. Aaaah, terasa luaaaas sekali, dan saya pun merasa menjadi kerdil berada di tengah semesta.
Langit yang luas dan tanpa batas, yang terkadang saya berpikir, bagaimana kehidupan diseberang lapisan langit kita. Jika di sini terang, bagaimana di sisi lapisan luar langit bumi. Tower-tower destilasi yang tinggi, seperti hendak menjangkau langit. Hmmm, saya tak ingat kapan saya terakhir kali menikmati pemandangan seperti ini.
Saya baru menyadari, ternyata Taiso yang dilakukan setiap pagi hari tidak hanya berguna untuk peregangan, tetapi juga bisa mewarnai hari kita. Sudah hampir 15 tahun, tapi baru pagi ini saya tersadar bahwa tidak selalu harus pergi ke tempat yang jauh untuk menikmati keindahan alam. Setiap saat, setiap tempat di sekeliling kita, jika kita nikmati dan syukuri, ternyata indah.
Eh, tapi ngomong-ngomong ada yang tahu ngga, “Taiso” ini sebetulnya apa sih? "Kuli-kuli" di perusahaan Jepang sih dijamin tahu apa itu Taiso. Bukan "Tak Bisa" lho!
Penasaran? Yuk kita simak informasinya mengenai Taiso yang sering dilakukan di sebuat perusahaan Jepang. Kita mulai dengan asal muasal Taiso dulu yak.
Asal Mula Taiso
Ditinjau dari segi bahasa, Taiso secara harfiah diartikan sebagai “gerakan badan”, atau istilah kita sih “senam”. Berasal dari kata “tai” dalam bahasa Jepang yang artinya adalah “badan” dalam bahasa Indonesia; dan kata “sou” yang berarti “gerakan”. Jadi kalau digabung mengandung arti gerakan badan.
Taiso pertama kali diperkenalkan tahun 1928 di Jepang, bersamaan dengan perayaan pemahkotaan kaisar Hirohito. Surat kabar The Japan Post dan Radio NHK yang memulai proyek tersebut, walaupun mereka juga sebenarnya terinpirasi oleh program senam radio Amerika Metlife yang muncul di sekitar waktu yang bersamaan, yang mengudara lewat 3 stasiun radio terbesar di New York, Washington dan Boston saat itu. Jadi Metlife ini sebuah perusahaan asuransi jiwa yang melakukan promosi hidup sehat melalui program senam radio ini.
Adalah Teiji Inokuma yang tertarik dengan ide pemasaran seperti ini, dimana saat itu Inokuma kebetulan menjabat di perusahaan asuransi jiwa di Jepang. Jadi Inokuma membawa ide senam radio dari Amerika ke perusahaan penyiaran Jepang dengan dua tujuan yaitu, memperbaiki pandangan publik tentang asuransi jiwa dan mempromosikan hidup sehat dan panjang umur, karena pada masa itu rata-rata usia hidup warga Jepang adalah 40 tahun, dan banyak yang meninggal disebabkan penyakit, seperti tuberkolosis.
Sempat terhenti untuk beberapa saat setelah perang dunia II, program tersebut dihidupkan kembali pada tahun 1950-an, yang lebih difokuskan untuk latihan dan menguatkan ikatan dengan rekan kerja, teman sekelas dan anggota masyarakat. Sejak saat itu lagu untuk senam itu disiarkan terus menerus setiap harinya melalui siaran radio.
Pada jaman dahulu, musik taiso hanya dapat didengar melalui radio, sehingga istilahnya sampai sekarang di Jepang disebut “rajio taiso”. Rajio itu maksudnya radio, orang Jepang menyerap kata Radio sesuai dengan ucapan bahasa Inggrisnya.
Di Jepang, dimana Taiso dilakukan?
Di Jepang, taiso bisa dilakukan dimana saja, selama ada ruangan yang cukup, ada musik dari radio atau TV. 
Setiap pagi pukul 6.30 waktu setempat, Radio NHK memainkan sebuah lagu khusus untuk mendorong seluruh warga Jepang untuk berkumpul bersama untuk melakukan taiso selama 5-10 menit. Masyarakat berkumpul di taman-taman lokal, dan anak-anak pergi ke sekolah lebih awal untuk senam bersama.
Di pabrik, taiso bisa dilakukan di koridor, di samping mesin tempat kerja, di ruang-ruang yang memungkinkan  untuk melakukan taiso. Begitupula di tempat-tempat lainnya seperti kantor pemerintahan, rumah sakit, bank, dan  lain-lain.
Taiso (foto dari shinagawa.tokyo.jp, japantimes, ssf.or.jp, visualanthropologyofjapan.blogspot.com)
Sampai sekarangpun, konon kabarnya (maklum saya sendiri belum pernah ke Jepang jadi tidak bisa konfirmasi langsung) masih dilakukan dikalangan mahasiswa, pelajar, maupun para pekerja. Malahan anak sekolah selama libur musim panas, mempunyai kartu kehadiran. Anak-anak mengumpulkan stempel kehadiran, dan jika sudah penuh di akhir liburan bisa ditukar dengan hadiah. Keren juga ya, untuk memotivasi anak-anak selalu melakukan peregangan setiap hari dan menikmati alam di pagi hari.
Taiso di Berbagai Belahan Dunia
Di Indonesia sendiri, senam kebugaran taiso banyak di adopsi pula karena manfaatnya sangat penting untuk menunjang kesehatan. Buat generasi lawas, tentunya masih ingat, dulu di sekolah senam kesegaran jasmani (SKJ) yang selalu dilakukan sebelum pelajaran kelas dimulai. Ingat ngga dulu kalau di sekolah SD kita sering melakukan SKJ di pagi hari?
Selain di Jepang, ternyata di banyak belahan dunia lain, kini rajio taiso ini diadopsi di berbagai perusahaan di Amerika, Jerman dan Inggris.
Biasanya yang mengenal Taiso di Indonesia, kebanyakan adalah perusahaan-perusahaan Jepang, atau siswa yang pernah kerja praktek di sebuah perusahaan Jepang. Mereka pas tahu kalau ditanya tentang Taiso. Taiso ini dilakukan setiap hari sebelum jam kerja dimulai, kurang lebih memakan waktu 4-5 menit. Ya, taiso ini kita bisa bilang peregangan sebelum memulai perkerjaan.
  
Ingin Tahu Bagaimana Gerakan Taiso?
Gerakan Taiso, tergolong sederhana. Sebagian besar gerakan merupakan rutinitas peregangan, pemanasan sederhana. Merentangkan tangan, menengokkan kepala ke kanan ke kiri, ke atas ke bawah, loncat-loncat di tempat, dan lainnya.
Karena gerakannya yang sederhana, maka Taiso cocok untuk anak muda maupun yang sudah paruh baya. Tapi, jangan harap dapat menurunkan berat badan, karena Taiso bukan merupakan senam high impact.
Terus, Apa Sih Manfaat Taiso?
Ngomong-ngomong kenapa sih perusahaan Jepang rata-rata masih mempertahankan Taiso? Hmmm, katanya sih Taiso bertujuan untuk meningkatkan kelenturan dan energi yang tinggi, sebelum beraktivitas. Masyarakat Jepang juga percaya, Taiso dapat meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur.
Masyarakat Jepang meyakini bahwa gerakan-gerakan senam, melambangkan persatuan dan kerjasama dalam sekelompok pelajar, mahasiswa, maupun pekerja, dan juga anggota masyarakat atau lingkungan di mana ia tinggal. Taiso juga dipercayai berguna untuk memperlancar aliran darah dan mempertajam pikiran pada hari itu.
Jadi katanya nih, minimal saat kita melakukan Taiso di pagi hari, kita tahu tuh rekan kerja kita mungkin ada yang sakit atau ada yang ngga masuk. Selain bermanfaat untuk tubuh, juga sekaligus meningkatkan rasa empati kita terhadap sesama rekan kerja. Hmmm, jadi inget manfaat sholat berjama’ah deh kalau tujuannya seperti ini.
Buat saya sendiri, memang terkadang malas sih untuk melakukan Taiso pagi hari, walaupun sebetulnya saya sendiri merasakan, setelah peregangan memang lebih agak bersemangat setelah sebelumnya ngantuk akibat masih ada bawaan tidur di dalam bus selama perjalanan menuju tempat kerja. Nah, dengan Taiso mau tidak mau kita jadi melek kembali. Dan yang pasti dengan Taiso di pagi hari, kita bisa menikmati pemandangan birunya langit yang luas.
Segala sesuatu jika dinikmati dengan tanpa terburu-buru ternyata menyenangkan yak. 
Viewing all 133 articles
Browse latest View live